Yordania Larang Shalat Tarawih di Masjid karena Covid-19
Rabu, 15 April 2020 | 18:15 WIB
Otoritas Yordania tidak akan mengizinkan pelaksanaan ibadah publik—termasuk shalat Tarawih—di masjid selama bulan Ramadhan, yang akan tiba sepekan lagi. Langkah ini dimaksudkan untuk membendung penyebaran virus corona (Covid-19).
Menteri Awqaf dan Urusan Islam Yordania Mohammad Khalailah mengatakan, shalat tarawih—shalat yang dikerjakan khusus pada bulan Ramadhan—di masjid akan dilarang.
"Kita telah menunaikan salat lima waktu di rumah, dan kita juga akan menunaikan Tarawih di rumah karena negara ini, dan juga seluruh dunia sedang menghadapi pandemi berbahaya," kata Khalailah, diberitakan Arab News, Rabu (15/4).
Menurutnya, larangan shalat Tarawih adalah keputusan yang susah diambil. Namun demikian, langkah ini harus diambil untuk menjaga keselamatan bersama.
Pada Jumat 17 April mendatang, pemerintah Yordania berencana menerapkan aturan jam malam 48 jam (lockdown). Dengan kebijakan ini, semua penduduk diharuskan tetap berada di dalam rumah dalam jangka waktu tersebut kecuali untuk urusan darurat. Tenaga medis, tim inpeksi epidemi, dan petugas esensial lainnya terbebas dari aturan ini.
Namun, dalam beberapa hari terakhir otoritas Yordania memperbolehkan beberapa industri dan agrobisnis untuk kembali beroperasi. Hal ini merupakan upaya untuk mengurangi dampat negatif pada sektor ekonomi.
Merujuk data Worldometers, sampai saat ini ada 397 kasus virus corona di Yordania, di mana tujuh kasus berakhir dengan kematian dan 235 sembuh.
Mesir juga melakukan hal yang sama. Sesuai dengan rekomendasi para ahli untuk mencegah penularan virus corona, Kementerian Wakaf Mesir akan melarang semua aktivitas keagamaan yang menarik banyak orang seperti buka bersama, shalat Tawarih, dan juga kegiatan sosial bersama. Tidak hanya itu, Kementerian Wakaf juga akan melarang kegiatan iktikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Masjid-masjid di Negeri Piramida itu juga tidak akan dibuka selama Ramadhan, kecuai jika tidak ada lagi kasus virus corona. Untuk diketahui, otoritas Mesir telah menutup masjid dan gereja sejak 21 Maret lalu dan hingga kini belum dibuka kembali.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan