Ketua PWNU Jateng Sampaikan Pendidikan Ma'arif NU di China
Ahad, 30 November 2025 | 09:00 WIB
Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin, saat menyampaikan materi pada The 3rd Belt and Road Chinese University and Overseas Partner Exchange Conference di Guangzhou, China, Kamis (27/11/2025). (Foto: dokumentasi)
Guangzhou, NU Online Jateng –
Konferensi internasional berskala global "The 3rd Belt and Road Chinese University and Overseas Partner Exchange Conference" kembali digelar di Nanyang King’s Hotel, Guangzhou, China, pada Kamis–Jumat (27–28/11/2025).
Forum dua hari tersebut menjadi ruang strategis bagi institusi pendidikan dari berbagai negara untuk saling bertukar pengalaman, memperluas jejaring, dan membuka peluang kolaborasi dalam bidang pendidikan, penelitian, hingga pengabdian masyarakat.
Keterlibatan puluhan negara dalam agenda ini mencerminkan besarnya antusiasme dunia pendidikan terhadap penguatan kerja sama lintas kawasan. Melalui inisiatif Belt & Road Chinese Center (BRCC), konferensi ini mempertemukan universitas dan lembaga pendidikan mitra dari berbagai belahan dunia dalam upaya membangun sistem pendidikan yang inklusif, modern, dan responsif terhadap kebutuhan global.
Dalam sebuah video berbahasa Inggris yang diterima redaksi NU Online Jateng pada Jumat (28/11/2025), Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin, turut memberikan pemaparan resmi pada sesi konferensi. Ia menyampaikan pandangan Nahdlatul Ulama mengenai pentingnya pendidikan sebagai fondasi utama pembangunan bangsa.
“Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia sangat menaruh perhatian pada pendidikan sebagai landasan utama membangun masyarakat yang lebih baik serta mendorong pembangunan nasional di Jawa Tengah,” ungkap Gus Rozin.

Menurutnya, komitmen tersebut tercermin melalui kiprah LP Ma’arif NU, lembaga yang mengelola ribuan sekolah dan madrasah Islam di Jawa Tengah. Lembaga tersebut mendidik ratusan ribu siswa dengan dukungan tenaga pendidik yang berdedikasi, dengan menanamkan dua hal sekaligus: kecakapan pengetahuan dan pembentukan karakter.
“Ma’arif NU tidak hanya mendidik anak untuk menjadi berpengetahuan, tetapi juga menjadi pribadi berkarakter, etis, toleran, dan siap berkontribusi pada masyarakat global,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan proses pengembangan manusia secara menyeluruh, khususnya di tingkat provinsi Jawa Tengah.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Rozin juga menyoroti perkembangan positif dunia pendidikan di Jawa Tengah yang terus menunjukkan kemajuan. Salah satunya yakni Pemerintah Provinsi meluncuran Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan berbasis asrama untuk anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah.
Program itu memastikan bahwa tidak ada siswa yang tertinggal hanya karena latar belakang ekonomi. Program ini dinilai sejalan dengan visi Nahdlatul Ulama mengenai kesetaraan pendidikan, sekaligus searah dengan tujuan ARSIS untuk memperluas akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat di berbagai negara.
“Komitmen terhadap kesetaraan pendidikan ini sangat sesuai dengan visi NU dan juga tujuan ARSIS dalam memperluas kesempatan yang sama di seluruh dunia,” ujarnya.

Selengkapnya klik di sini.