Pesantren Tempat Terbaik Belajar Islam Juga Benteng Kokoh Akhlaq dan Budaya
Selasa, 16 Juli 2024 | 10:31 WIB
Kediri, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan alasan penting mengapa pesantren merupakan tempat terbaik untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam dan konsisten kepada generasi muda Indonesia. Hal ini disampaikannya pada Haul Akbar KH Ahmad Djazuli Utsman yang ke-50 di pendopo Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Ahad (14/06/2024).
“Pesantren merupakan alkhisnul khasin, benteng yang kokoh, litsaqofa wal hadoroh, mempertahankan budaya terutama akhlaq al karimah. Tanpa pesantren, kita tidak tahu bagaimana akhlak generasi muda, anak cucu kita nantinya,” ungkapnya.
Pengasuh Pesantren Ats-Tsaqafah ini menyampaikan bahwa hanya di pesantren pembinaan taqwa dan cinta kepada Nabi Muhammad diajarkan melalui pendidikan secara bertahap dan kontekstual. Ajaran tersebut diterapkan dalam keseharian santri dengan bertingkah laku baik kepada guru atau kiai dan sesama teman di pondok pesantren.
“Hanya di pesantren, semua ilmu untuk mempelajari agama Islam diajarkan secara lengkap dan tuntas. Ilmu yang dipelajari juga langsung dipraktikkan dalam tindakan, secara ajeg, konsisten, alias istiqamah,” ujarnya.
Ketua Umum PBNU Periode 2010-2021 ini juga memaparkan tiga poin keunggulan pondok pesantren, yaitu:
1. Pondok Pesantren mengajarkan akhlaqul karimah, dan menjadikan generasi muda menjadi birul walidain dan ahli ibadah.
2. Hanya di Pondok Pesantren santri belajar mengenai ilmu-ilmu dalam Islam secara mendalam seperti ushul fiqh yang digagas oleh Imam Syafi’i untuk memahami syarah-syarah Islam dengan benar.
3. Membimbing santri untuk dapat menyaring kebenaran sebuah berita atau informasi dengan mempelajari Mustholahil Hadist.
Lebih lanjut, Kiai yang berasal dari Kempek, Cirebon ini menambahkan bahwa hanya pesantren dan Nahdlatul Ulama yang mengajarkan kita tawasul dan ziarah yang tidak ada di ajaran agama lainnya.
“Nabi Muhammad juga dulu setiap setahun sekali melangsungkan haul dengan cara ziarah ke gunung Uhud untuk mendoakan sahabat-sahabatnya seperti Sayyidina Hamzah,” ungkapnya.
Dalam pungkasan ceramahnya, ia juga menegaskan kembali pentingnya mempertahankan pesantren yang telah berdiri sejak sebelum zaman kemerdekaan hingga saat ini dengan ajaran-ajaran Islam yang ada di dalamnya.
“Banggalah menjadi santri. Tanpa pesantren, Islam hanya nama. Pesantren berjasa menjaga orisinalitas Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Islam,” pungkasnya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh KH Kafabihi Mahrus, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH Abdul Hakim Mahfudz, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang; Miftah Maulana Habiburrahman, pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Sleman; santri dan alumni Pesantren Al-Falah Ploso, serta wali santri dan masyarakat umum.