Dampak Judi Online terhadap Kesehatan Jantung dan Lambung
Rabu, 6 November 2024 | 08:00 WIB
Kedaruratan judi online di Indonesia membuat banyak pihak tersentak. Masalah besar yang terkuak pada kasus-kasus judi online membuat pemerintah perlu mengambil langkah tegas. Di sisi lain, masyarakat di berbagai lapisan perlu mewaspadai berbagai dampak judi online karena promosi judi online di berbagai media sangat masif dan membahayakan ketahanan nasional.
Salah satu dampak yang tidak diduga oleh pelaku judi online di Indonesia adalah masalah kesehatan. Problem ini sangat nyata, tetapi cenderung diabaikan oleh pelaku sehingga baru dirasakan setelah bersifat kronis atau jangka panjang. Padahal, di negara maju seperti Amerika, kajian dampak judi online terhadap kesehatan pelakunya sudah banyak dipublikasikan.
Apa yang akan terjadi pada tubuh penjudi online? Bagaimana dampak jangka pendek dan kronis yang mengenai organ pencernaan seperti lambung maupun jantung? Bagaimana pendekatan terapi islami untuk mengantisipasi dampak kesehatan dari judi online menurut para peneliti?
Perubahan di dalam tubuh penjudi sebenarnya dimulai sejak mereka mengenal aktivitas judi dalam segala bentuknya. Di Amerika, sekitar 10 juta orang hidup dengan kecanduan berjudi dan diperkirakan 2-3% lainnya mengalami perkembangan dalam memburuknya gejala fisik pada awal kecanduan berjudi (Griswold, 2022, Gambling Addiction Facts and Statistics, The Recovery Village, LCAS).
Baca Juga
Judi Online Bukan Solusi Masalah Ekonomi
Secara bersamaan, masalah perjudian dan perkembangan penyakit yang terkait dengan perjudian terjadi pada 5% orang Amerika. Jumlah ini meningkat karena negara itu membuat beberapa aturan yang melegalkan perjudian sehingga judi online semakin menjamur dan dianggap umum (National Institutes of Health, 2011, When the Stakes Turn Toxic, Learn About Problem Gambling).
Perjudian telah dikenal dan ditetapkan sebagai kecanduan pada level yang sama dengan heroin, kokain, dan narkotika lainnya. Satu dari 5 penjudi mengalami keinginan untuk bunuh diri. Selain itu, masalah kesehatan fisik juga muncul seperti sulit tidur atau insomnia, kondisi terkait stress seperti penyakit jantung, diabetes, tukak lambung, depresi, dan peningkatan kecemasan. (Fong, 2022, American Association for the Advancement of Science, Sports Betting and Problem Gambling).
Negara maju di Eropa seperti Finlandia juga telah menuai akibat dari permisifnya judi online di sana. Di Finlandia, judi dilegalkan bahkan pada kalangan siswa dan mahasiswa. Mereka berdalih bahwa dana yang terkumpul dapat dimanfaatkan untuk membangun fasilitas umum. Namun, kenyataan yang ditimbulkan sebagai dampak negatif di bidang kesehatan lupa mereka perhitungkan.
Anak-anak muda yang kecanduan judi online di Finlandia seringkali lupa makan pagi, tidak menggosok gigi, dan begadang di akhir pekan sehingga mengalami penurunan kualitas kesehatan mental maupun fisik.
Selain itu, akibat diam di depan layer gadget terlalu lama maka pemuda dan pemudi di Finlandia banyak yang memiliki gaya hidup sedentari dengan ciri utama kurang gerak. Hasilnya, gangguan pencernaan merupakan penyakit fisik yang banyak dialami oleh generasi muda di sana (Rasanen dkk, 2016, The Role of Social Support in The Association Between Gambling, Poor Health, and Health Risk-Taking, Scandinavian Journal of Public Health, Volume 44: halaman 593-598).
Gangguan pencernaan parah pada pecandu judi ditandai dengan gangguan makan yang kronis sehingga dalam jangka panjang mengakibatkan kurang gizi dan kematian. Di Indonesia, gangguan makan menimbulkan dampak yang sangat serius pada lambung pecandu aktivitas online. Gangguan ini disinyalir menjadi kontributor utama pada tingginya kematian dan temuan utama pada kasus gangguan mental. (Purwaningsih dan Nurmala, 2021, The Impact of Online Game Addiction on Adolescent Mental Health: A Systematic Review and Meta Analysis, Open Access Macedonian of Medical Sciences, halaman 260-274).
Gangguan mental memang menjadi kategori penyakit yang salah satunya disebabkan oleh judi online. World Health Organization (WHO) telah memasukkan judi online ke salah satu gangguan mental pada klasifikasi penyakit internasional. Selain mengenai mental dan emosi yang akhirnya mempengaruhi lambung, pecandu judi online juga rentan mengalami gangguan jantung.
Salah satu efek judi online yang membahayakan jiwa adalah adanya dampak terhadap jantung seperti serangan jantung. Penelitian telah membuktikan bahwa interaksi dengan peralatan perjudian, termasuk mesin-mesin yang digunakan dapat meningkatkan detak jantung pelaku judi online.
Mahasiswa yang dipaparkan pada aktivitas dan mesin judi sebagai simulasi kondisi judi online mengalami peningkatan detak jantung bahkan di awal aktivitas perjudian. (Murch dkk, 2020, Investigating Flow State and Cardiac Pre-ejection Period During Electronic Gaming Machine Use, Front-Psychol. 26; 11: 300).
Situasi emosional saat memainkan judi online membuat peningkatan syaraf simpatis yang pada akhirnya dapat memacu gangguan detak jantung. Karena itu, tidak mengherankan apabila Lembaga penelitian ilmiah di Amerika Serikat menyatakan bahwa judi online dapat menimbulkan masalah kesehatan yang terkait dengan penyakit jantung. (Fong, 2022, American Association for the Advancement of Science, Sports Betting and Problem Gambling).
Mengingat buruknya dampak judi online terhadap kesehatan, para peneliti muslim di Bosnia berusaha untuk mencari upaya-upaya penyembuhan Islami untuk pecandu. Hal itu dilatarbelakangi karena belum adanya terapi obat untuk judi online yang optimal apabila diberikan sebagai mode terapi tunggal. Jadi, selain menggunakan obat-obat antidepresi maupun obat untuk gangguan mood, ada cara terapi lain yang dapat dikombinasikan untuk mengatasi judi online.
Uniknya, salah satu kombinasi terapi obat dengan pendekatan terapi Islami untuk pecandu judi online adalah penghayatan terhadap kisah sejarah nabi. Upaya ini disebut sebagai psikofarmakoterapi kreatif. (Hasanovic dkk, 2021, Gambling Disorder as An Addictive Disorder and Creative Psychopharmacotherapy, Psychiatria Danubina, Vol.33: halaman 1118-1129).
Penelusuran pustaka terhadap kitab sejarah nabi kontemporer yang ditulis di Bosnia memang menunjukkan adanya pemaknaan kontekstual terhadap riwayat hidup Nabi Muhammad saw. Penulis mengaitkan teladan nabi dengan kondisi terkini, termasuk anjuran untuk menjauhi aktivitas perjudian.
Pembaca kitab sejarah tersebut akan menghayati bahwa Nabi sebagai orang saleh tidak pernah bermain judi meskipun pemuda Mekah pada zamannya sangat menggemari perjudian. (Halilovic, 2014, Sirah a Biography of Muhammad The Last Messenger of Allah, edisi 4, Dobra-Knjiga Publishing House, Bosnia Herzegovina, Sarajevo: halaman 123).
Menurut kitab yang ditulis oleh Abu Nu'aim Ahmad bin Abdullah Al-Asfahani, pembacaan kisah orang saleh seperti sejarah atau sirah nabi memang dapat menurunkan rahmat dari Allah. Imam Sufyan Uyainah, salah satu guru dari Imam Ahmad bin Hanbal, pernah menyampaikan ungkapan yang menakjubkan tentang khasiat mengenang riwayat orang saleh sebagaimana berikut:
عند ذكر الصالحين تنزل الرحمة
Artinya, “Ketika orang-orang shaleh dikenang, maka rahmat Allah akan turun." (Al-Asfahani, Hilyatul Auliya', [Beirut, Darul Kitab Al-Arabi: 1394 H], juz VII, halaman 285).
Tidak ada kaum muslimin yang mengingkari bahwa Nabi Muhammad saw merupakan orang paling shaleh di dunia ini. Berdasarkan keterangan ulama di atas, turunnya rahmat Allah saat sejarah Nabi Muhammad saw dibaca bisa berupa tercegahnya seorang muslim dari dampak buruk akibat perjudian.
Dampak kecanduan judi online terhadap buruknya kesehatan jantung dan lambung masih ada peluang untuk disembuhkan dengan terapi obat maupun psikoterapi dari ahlinya. Namun, apabila penyakit fisik akibat judi online sudah disertai dengan gangguan mental dan perilaku yang kompleks, maka penderita tidak boleh berputus asa.
Selayaknya mereka juga mencari upaya penyembuhan spiritual melalui rahmat Allah dengan petunjuk ulama. Salah satu ikhtiar yang dapat dilakukan adalah dengan menghayati kisah Nabi Muhammad saw yang tidak pernah terlibat dalam perjudian. Wallahu a’lam bis shawab.
Ustadz Yuhansyah Nurfauzi, apoteker dan peneliti farmasi.