Jakarta, NU Online
Pelaksanaan haji tahun 2022 akan berlangsung pada musim panas di Arab Saudi. Suhu panas Arab Saudi diperkirakan akan mencapai 50 derajat celcius pada puncak musim haji.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Budi Sylvana mengatakan, operasional haji tahun ini dihadapkan pada dua situasi yang bisa berdampak pada kesehatan jamaah.
“Perlu kita ingatkan pada jamaah, bahwa tahun ini, kita dihadapkan pada dua situasi. Pertama, pandemi belum selesai. Kedua, suhu ekstrem panas,” kata dr Budi Sylvana dalam keterangan pers, dikutip laman resmi Kemenkes, Selasa (7/6/2022).
Untuk itu, Kemenkes mengimbau jamaah haji agar menjaga kesehatan selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.
Budi menjelaskan, sedikitnya terdapat tiga upaya yang dapat dilakukan jamaah haji untuk menjaga kesehatan fisik selama beribadah di sana.
Pertama, menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Kendati pelaksanaan haji telah diperbolehkan, masyarakat harus menaati prokes untuk kenyamanan beribadah. Hal ini mengingat pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
“Pandemi belum selesai begitu juga penyakit menular lainnya, untuk itu para jamaah haji diminta tetap menerapkan prokes,” terang Budi.
“Kita minta jamaah tetap menerapkan protokol kesehatan, karena jamaah akan berinteraksi dengan satu juta orang, sehingga mereka rentan tertular jika tidak melakukan prokes. Tetap menggunakan masker selama melaksanakan ibadah haji,” imbuhnya.
Kedua, menjaga kebutuhan cairan tubuh. Serangan panas atau heat stroke perlu diwaspadai oleh jamaah lantaran penyakit ini rentan menyerang seseorang di tengah kondisi panas ekstrem. Adapun gejala serangan panas di antaranya, sakit kepala, keluar keringat berlebihan, kulit pucat, napas lebih cepat dari biasanya, mual, dan nyeri otot.
Untuk itu, Budi meminta kepada para jamaah agar dapat memenuhi kebutuhan cairan tubuh, menghindari paparan sinar matahari secara langsung, serta mengenakan alat pelindung diri seperti topi, kacamata hitam, dan tabir surya. Selain itu, jamaah juga diimbau untuk tidak mengenakan baju berwarna gelap dan rutin menyemprotkan tubuh dengan cairan yang diberikan.
“Tentunya jangan lupakan hastag kita #jangantungguhaus, itu penting sekali untuk menghindari dehidrasi dan heat stroke,” ujar Budi.
Ketiga, menghindari melakukan aktivitas berlebihan. Selain serangan panas, jamaah haji juga diimbau untuk menghindari aktivitas yang dapat memicu kelelahan berlebih. Hal ini karena kelelahan ekstrem yang tidak diantisipasi dapat membuat seseorang rawan terkena serangan panas.
Oleh karena itu, jamaah diminta fokus pada ibadah wajib di pada Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
“Silakan melakukan aktivitas ibadah yang lainnya, namun disesuaikan. Jamaah punya cukup waktu untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah,” tutur Budi.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi