Jakarta, NU Online
Gangguan saluran pencernaan menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan sebagian orang untuk menjalani puasa Ramadhan. Sebab selama berpuasa, seseorang diwajibkan untuk mengosongkan saluran pencernaan dari subuh hingga maghrib. Selama kurang lebih 12 jam, pencernaan sama sekali kosong dan tidak terisi makanan.
Apakah orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan seperti gratitis atau maag, gerd (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung, tipes, dan infeksi saluran pencernaan boleh menjalani puasa? Terkadang, penyakit-penyakit itu menjadi dasar untuk tidak melaksanakan puasa.
Pengurus Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dr Syifa Mustika mengatakan bahwa pasien dengan gangguan pencernaan boleh berpuasa. Sebab puasa adalah salah satu mekanisme dari tubuh untuk menetralkan dan mengistirahatkan pencernaan.
“Selama 10-13 jam terjadi detoksifikasi (mengeluarkan racun) dari organ-organ di saluran pencernaan kita. Yang biasanya bekerja, dia bisa beristirahat sejenak. Bahkan pasien-pasien saya merasa nyaman setelah berpuasa,” kata dr Syifa di dalam video yang diunggah di akun instagram pribadinya, dikutip NU Online, pada Selasa (5/4/2022).
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterohepatologi itu meyakinkan bahwa meskipun tidak makan dan minum selama lebih dari 10 jam, asam lambung tidak akan naik. Sebab tubuh manusia diciptakan oleh Allah dengan sangat pintar.
“Ternyata dengan pengaturan frekuensi makan dan pola makan yang cukup teratur di Ramadhan, pasti ada sahur dan buka. Secara tidak langsung disinkronkan oleh otak kita, sehingga dia memberikan instruksi ke organ pencernaan kita dan tidak ada masalah untuk berpuasa,” katanya.
Ia menegaskan agar orang-orang dengan gangguan saluran pencernaan untuk tidak ragu menjalankan puasa Ramadhan. Tidak ada pantangan bagi orang-orang dengan gangguan pencernaan untuk berpuasa.
“Justru kadang itu hasilnya lebih baik membuat pencernaan kita istirahat sejenak, sel-sel yang rusak akan beregenerasi sehingga kesehatan pencernaan kita lebih baik,” katanya.
Tips lancar berpuasa
Meski aman untuk berpuasa, dr Syifa tetap mewanti-wanti agar berhati-hati dalam mengonsumsi makanan. Karena itu, ia memberikan tips agar orang-orang dengan gangguan pencernaan bisa lancar dalam menjalankan puasa Ramadhan.
Pertama, konsumsi air putih yang banyak. Setidaknya 10-12 gelas setiap hari. Caranya, diperbanyak pada saat sahur dan setelah buka puasa.
Kedua, hindari makanan-makanan berminyak seperti gorengan, makanan pedas, dan makanan yang mengandung banyak santan ketika sahur. Sebab jika makanan-makanan itu terlalu banyak dikonsumsi akan membuat tenggorokan kering dan terasa haus di siang hari.
Ketiga, membatalkan puasa dengan sesuatu yang manis meskipun tidak harus dalam jumlah yang banyak. Hal ini agar kembali memulihkan energi setelah sekian lama berpuasa. Simpanan karbohidrat dalam tubuh akan dinaikkan dari kadar gula yang dikonsumsi saat berbuka puasa dengan yang manis.
Keempat, setelah berbuka dengan makanan dan minuman secukupnya, usai shalat tarawih silakan mengonsumsi makanan inti. Tidak disarankan ketika berbuka langsung makan dengan porsi besar.
“Kalau langsung makan besar, maka pencernaan kita akan kaget karena 10-13 jam pencernaan kita beristirahat. Seperti mesin mobil, harus ada pemanasan dulu. Kemudian bisa digunakan dengan baik, begitu pula dengan pencernaan kita. Jadi, semoga puasa dapat menyehatkan pencernaan kita,” tandas dr Syifa.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad