Kemnaker Kembangkan BLK Komunitas sebagai Inkubator Bisnis
Rabu, 9 Februari 2022 | 20:45 WIB
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, saat meninjau Workshop Kejuruan Teknik Informatika BLK Komunitas Pondok Pesantren Kauman di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). (Foto: Humas Kemnaker)
Rembang, NU Online
Kementerian Ketenagakerjaan terus mengembangkan peran BLK Komunitas guna mengakselerasi peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Untuk itu, selain menjadi lembaga pelatihan, saat ini Kemnaker juga mendorong BLK Komunitas sebagai inkubator bisnis.
"Sudah banyak contoh diawali dari BLK Komunitas berkembang menjadi unit usaha sendiri. Bisa menghidupkan pesantren di samping memang tujuan utamanya adalah memperkuat kompetensi santri dan masyarakat di sekitar pesantren," kata Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, saat meninjau Workshop Kejuruan Teknik Informatika BLK Komunitas Pondok Pesantren Kauman di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022).
Menaker mengatakan, Kemnaker telah mulai menerapkan peran inkubator bisnis ini di sejumlah BLK Komunitas. "Saya berharap BLK Komunitas (Pesantren Kauman) ini juga melakukan hal yang sama. Tahun 2021 kemarin kita memilih 25 BLK Komunitas menjadi inkubator bisnis," katanya.
Menaker menjelaskan, BLK Komunitas adalah unit pelatihan vokasi pada suatu komunitas di lembaga pendidikan keagamaan nonpemerintah yang meliputi pondok pesantren, seminari, dhammasekha, pasraman, dan lembaga keagamaan non pemerintah lainnya, serta komunitas serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Menaker menambahkan, Kemnaker akan terus membangun BLK Komunitas di tahun 2022 ini guna mewujudkan SDM unggul dalam jumlah banyak dan merata di seluruh Tanah Air. "Tahun 2022 ini kita bangun lagi BLK Komunitas kurang lebih 1.000. Tapi, tahun 2022 ini kita akan selesaikan yang dibangun 2021 dulu, kita berikan peralatan dan mulai pelatihannya," katanya.
Agar BLK Komunitas dapat melahirkan lulusan yang dapat masuk ke pasar kerja atau berwirausaha, lanjut Menaker, strategi yang diterapkan adalah mendorong kemandirian BLK Komunitas. Hal ini dilakukan dengan membangun kerja sama antara BLK Komunitas dengan industri-industri setempat. Sehingga diharapkan lulusan BLK Komunitas memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri di sekitar BLK Komunitas, atau berwirausaha secara mandiri sesuai dengan potensi daerah setempat.
Meurut Menaker di samping memiliki pengetahuan agama, dengan adanya BLK tersebut, para santri juga dibekali dengan kompetensi. "Baik untuk kepentingan pasar kerja maupun untuk kepentingan yang melahirkan entrepreneur dengan kompetensi yang dibekali BLK Komunitas," katanya.
Editor: Kendi Setiawan