Materi khutbah Jumat kali ini mengingatkan kepada jamaah untuk memaksimalkan keutamaan hari Jumat yang merupakan sayyidul ayyam (pemimpin hari). Pada hari Jumat terdapat kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat Jumat yang di dalamnya terdapat ibadah khutbah Jumat. Rangkaian ibadah ini harus dimaksimalkan sesuai dengan perintah dalam syariat agama Islam.
Khutbah Jumat ini berjudul: “Khutbah Jumat: Persiapan dan Kesunahan di Hari Jumat”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silahkan klik download pada bagian atas atau bawah naskah khutbah Jumat ini.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ تَفَرَّدَ بِجَلَالِ مَلَكُوْتِهِ، وَتَوَحَّدَ بِجَمَالِ جَبَرُوْتِهِ وَتَعَزَّزَ بِعُلُوِّ أَحَدِيَّتِهِ، وَتَقَدَّسَ بِسُمُوِّ صَمَدِيَّتِهِ، وَتَكَبَّرَ فِي ذَاتِهِ عَنْ مُضَارَعَةِ كُلِّ نَظِيْرٍ، وَتَنَزَّهَ فِي صِفَائِهِ عَنْ كُلِّ تَنَاهٍ وَقُصُوْرٍ، لَهُ الصِّفَاتُ الْمُخْتَصَّةِ بِحَقِّهِ، وَالآيَاتُ النَّاطِقَةُ بِأَنَّهّ غَيْرَ مُشَبَّهٍ بِخَلْقِهِ
وَأَشْهَدُ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا اللهّ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَي وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ مَصَابِيْحُ الدُّجَى، وَعَلَى أَصْحَابِهِ مَفَاتِيْحُ الْهُدَى، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً
أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ وَاعْبُدُوْهُ، فَإِنَّ اللهَ خَلَقَكُمْ لِذَلِكَ قَالَ تَعَالَى: ﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ﴾ صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ الْحَبِيْبُ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral Muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Tak henti-hentinya, mari kita senantiasa menguatkan rasa syukur kepada Allah swt dalam hati kita dan mengungkapkannya dalam lisan kita biqauli Alhamdulillahirabbil alamin sekaligus mewujudkannya dalam tingkah laku kehidupan kita. Dengan senantiasa bersyukur, maka Insyaallah nikmat yang telah dianugerahkan ini akan senantiasa kita rasakan dan lebih dari itu akan senantiasa ditambah oleh Allah swt. Amin
Pada kesempatan mulia ini, khatib juga mengingatkan dan mengajak kepada segenap jamaah Jumat untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Wasiat ketakwaan menjadi salah satu rukun khutbah Jumat dan wajib disampaikan kepada jamaah. Peningkatan ketakwaan ini bisa dilakukan dengan senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Jika kita bisa menguatkan komitmen ini, Insyaallah kehidupan kita akan sesuai dengan arah dan rambu-rambu yang telah ditentukan dan disyariatkan dalam agama Islam.
Ma’asyiral Muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib akan menyampaikan khutbah berjudul Persiapan dan Kesunahan di Hari Jumat. Materi ini sangat penting untuk kita pahami bersama sebagai pengingat sekaligus motivasi agar kita benar-benar bisa memaksimalkan hari mulia yang sering disebut sebagai sayyidul ayyam. Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin ‘Ubadah sebuah hadits:
سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ
“Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan.”
وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ
“Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat.”
وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ
“Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturahim."
وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat.”
Dari hadits ini kita bisa memahami bahwa banyak momentum-momentum penting pada hari Jumat yang harus menjadi renungan bagi kita semua. Dan yang sangat penting dari itu semua adalah diwajibkannya bagi umat Islam pada hari Jumat untuk menjalankan shalat Jumat. Kewajiban mendirikan shalat Jumat ini ditegaskan oleh Allah swt dalam Surat Al-Jumu‘ah ayat 9:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” (Surat Al-Jumu‘ah ayat 9).
Ma’asyiral Muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Untuk memaksimalkan kualitas ibadah di hari Jumat, tentu kita harus membiasakan diri untuk mempersiapkannya dengan baik. Persiapan perlu kita lakukan sejak pagi hari dengan berbagai upaya di antaranya tidak melakukan bepergian di hari Jumat sebagai bentuk kehati-hatian. Bahkan Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad dalam satu riwayat, menegaskan tidak boleh bepergian setelah terbitnya fajar di hari Jumat. Mereka berpedoman pada hadits riwayat Ibnu Umar:
مَنْ سَافَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ دَعَتْ عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ أَنْ لَا يُصْحَبَ فِي سَفَرِهِ
Artinya: “Barangsiapa bepergian di hari Jumat, malaikat mendoakan kejelekan baginya; agar tidak mendapatkan teman di perjalanannya.” (HR. Al-Daruquthni)
Selain berusaha tidak bepergian pada hari Jumat, kita juga perlu menyiapkan diri dengan melakukan kesunahan-kesunahan menjelang rangkaian pelaksanaan ibadah shalat Jumat. Pertama adalah melakukan mandi Jumat sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah:
مَنْ أَتَى الْجُمُعَةَ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ النِّسَاءِ فَلْيَغْتَسِلْ وَمَنْ لَمْ يَأْتِهَا فَلَيْسَ عَلَيْهِ غُسْلٌ
Artinya: “Barangsiapa dari laki-laki dan perempuan yang menghendaki Jumat, maka mandilah. Barangsiapa yang tidak berniat menghadiri Jumat, maka tidak ada anjuran mandi baginya”. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).
Kedua, kita disunahkan segera bergegas hadir menuju tempat shalat Jumat. Orang yang hadir lebih awal akan mendapatkan keutamaan dan pahala melebihi orang yang datang setelahnya. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan:
Anjuran ini berdasarkan sabda Nabi:
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْأُولَى فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً
Artinya: “Barangsiapa yang mandi seperti mandi junub pada hari Jumat, kemudian pada waktu pertama ia berangkat Jumat, maka seakan ia berkurban unta badanah.”
Kesunahan ketiga adalah memakai pakaian putih sebagaimana anjuran dalam hadits Nabi:
اِلْبَسُوْا مِنْ ثِيَابِكُمْ اَلْبَيَاضَ فَإِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ
Artinya: “Pakailah dari pakaian kalian yang berwarna putih. Karena sesungguhnya pakaian putih termasuk pakaian terbaik bagi kalian”. (HR. al-Tirmidzi).
Kesunahan keempat adalah membersihkan badan seperti membersihkan badan dengan mencukur bulu dan rambut, memotong kuku, bersiwak dan menghilangkan bau badan. Untuk menghilangkan bau badan ini, kita disunahkan memakai parfum sebagai kesunahan yang kelima. Kemudian kesunahan yang keenam adalah berjalan menuju tempat Jumat dengan tenang dan menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat. Anjuran ini berdasarkan hadits Nabi:
مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا
Artinya: “Barangsiapa membasuh pakaian dan kepalanya, mandi, bergegas jumatan, menemui awal khutbah, berjalan dan tidak menaiki kendaraan, dekat dengan Imam, mendengarkan khutbah dan tidak bermain-main, maka setiap langkahnya mendapat pahala berpuasa dan shalat selama satu tahun”. (HR. al-Tirmidzi dan al-Hakim).
Kesunahan yang ketujuh adalah membaca al-Quran atau berdzikir mulai dari berangkat menuju tempat Jumat dan saat berada di tempat pelaksanaan Jumat. Dan kesunahan kedelapan adalah diam saat khutbah berlangsung. Rasulullah bersabda dalam hadits dari dari Abu Hurairah ra:
إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ
Artinya: “Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jum’at, ‘Diamlah, khotib sedang berkhutbah!’ Sungguh engkau telah berkata sia-sia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ma’asyiral Muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Demikian beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam memaksimalkan hari Jumat yang di dalamnya terdapat kewajiban mulia untuk melaksanakan ibadah Jumat. Semoga kita bisa mempraktikannya dan semoga kita senantiasa mendapatkan keutamaan ibadah di dalamnya. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِوَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung.