Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf menyebut 3 aspek yang harus dimiliki kader NU yakni mentalitas, sikap, pengetahuan dan keterampilan. (Foto: Tangkapan layar TVNU)
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebut 3 aspek yang harus dimiliki oleh para kader yang berkhidmah di Nahdlatul Ulama.
Pertama adalah aspek mentalitas atau kejiwaaan yang harus mendalam sampai dengan menyentuh dimensi ruhani dari para kader. Mentalitas kader ini sangat penting karena bagaimanapun, kader inilah yang akan menjalankan roda perkumpulan NU sebagai sebuah thariqah (jalan).
"Maka ini bukan hanya soal potongan (penampilan). Ini harus betul-betul sampai pada dimensi ruhani. Secara ruhani, memang kader-kader ini siap menjadi rantai sanad dari thariqah Nahdliyyah ini," jelasnya.
Baca Juga
Jadi Pengurus NU Harus Ikut PKPNU
Dahulu, mentalitas ini menurut Gus Yahya, dibangun di pesantren dengan para kiai-kiai handal yang mampu menjadi teladan dan termasuk para waliyullah. Para kiai mampu mencetak para santri yang memiliki mentalitas kuat dengan sanad yang jelas.
Kedua adalah aspek tingkah laku atau sikap. Kader NU harus memiliki standar sikap dan prilaku yang jelas dalam berkhidmah di Nahdlatul Ulama. Perilaku ini menurutnya bersumber dan terbangun sekaligus menjadi buah dari aspek pertama yakni mentalitas.
"Sehingga nggak bisa sembarangan," tegas Gus Yahya dalam sebuah video di laman Facebook TVNU yang diunggah pada Sabtu (31/12/2022).
Ia memberi contoh, para kader boleh tidak setuju dengan pendapat atau pandangan dari kader NU lainnya atau lebih dari itu tidak setuju dengan pimpinan NU. Namun ia menegaskan bahwa ketidaksetujuan itu harus dengan attitude (perilaku atau sikap) yang baik dan benar.
"Ndak boleh misalnya terus ada demo di depan kantor NU mendemo Rais 'Aam. Itu ndak bisa. Itu pasti bukan kader NU. Nggak setuju, nggak setuju, tapi dengan cara yang mencerminkan attitude standar Nahdlatul Ulama yang benar," tegasnya.
Ketiga adalah aspek pengetahuan dan keterampilan. Aspek ini tegas Gus Yahya juga harus didasari oleh kuatnya aspek mentalitas dan prilaku kader dan juga sanad (silsilah). Karena ini adalah Nahdlatul Ulama, maka sanad yang diambil adalah dari para ulama muassis Nahdlatul Ulama.
Tingginya minat orang terlibat di NU
Gus Yahya juga menyebut bahwa minat orang untuk terlibat di NU saat ini semakin tinggi dan meluas. Minat ini bukan hanya datang dari orang yang berlatarbelakang pesantren, namun dari berbagai kalangan ramai-ramai mengaku NU dan ingin terlibat di NU.
"Orang yang secara eksplisit mengaku NU hari itu sudah mencapai 59,2 persen dari seluruh populasi Muslim (di Indonesia)," ungkapnya menyebut hasil survei yang dilakukan pada 2022.
Terkait dengan kondisi ini, maka perlu adanya kaderisasi formal dalam NU sebagai pengganti kaderisasi yang dilakukan pesantren. Namun, Gus Yahya mengingatkan bahwa kaderisasi saat ini seperti PD-PKPNU, PMKNU, dan AKNNU harus benar-benar bisa menyerap esensi seperti yang dilakukan pesantren.
"Termasuk tentang mentalitas dan attitude ini," tegasnya.
Penjelasan Gus Yahya ini diberikan saat memberi arahan pada Baiat dan Pembekalan Instruktur Nasional Kader Menengah PMKNU pada 17 Oktober 2022 di Aula lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan