Jakarta, NU Online
Berkaca pada kasus kekerasan pada anak yang meningkat setiap tahunnya, Pengurus Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) Ervi Zidni el-Ma’ani membagikan beberapa cara mendidik anak agar tidak menjadi pelaku kekerasan.
Berikut ini 5 cara mendidik anak:
1. Menjadi teladan yang baik bagi anak
“Tunjukkan contoh yang baik kepada anak. Anak belajar dengan cara meniru. Jadi, perilaku yang dicontohkan orang tua sangat berpengaruh pada karakter dan tumbuh kembang anak,” kata Ervi, kepada NU Online, Kamis (8/9/2022).
Bagi dia, nilai-nilai seperti menghormati, kejujuran, dan kemandirian yang ditanamkan dalam keluarga dapat menjadi kekuatan bagi anak ketika menghadapi lingkungan yang negatif.
Baca Juga
Tiga Tips Parenting ala Pesantren
2. Jalin kedekatan dengan anak
Menjalin kedekatan dengan anak, lanjut dia, merupakan hal yang penting. Pasalnya, kedekatan inilah selanjutnya akan membangun ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak.
“Supaya mereka bisa nyaman dan percaya. Anak yang perilakunya bermasalah biasanya cenderung kurang mendapat perhatian dari orang tuanya,” tutur perempuan asal Banten ini.
3. Mengawasi anak
Mengawasi anak dengan mengajarkan mereka mengenai respons yang tepat ketika berhubungan dengan orang lain. Misalnya, kata dia, ketika anak diganggu oleh temannya ajarkan mereka untuk memberikan pengertian bahwa perilaku itu tidak baik.
“Ajari mereka untuk mengatakan, ‘maaf itu bukan perilaku yang baik, tidak boleh diulangi, ya’. Begitu,” terangnya mencontohkan.
4. Jauhkan tindak kekerasan dari rumah
Hal penting berikutnya, lanjut Ervi, jangan sesekali melakukan atau berbuat kasar di rumah. Kekerasan di dalam rumah bisa menakutkan dan berbahaya bagi anak.
“Anak-anak yang menyaksikan kekerasan di rumah memang nggak selalu menjadi pelaku kekerasan. Tapi kemungkinan mereka akan menyelesaikan masalah dengan kekerasan,” jelasnya.
5. Hindari tontonan aksi kekerasan
Lebih lanjut, melihat terlalu banyak tindak kekerasan di televisi, film, dan video game, ungkapnya, dapat berdampak negatif bagi anak. Karenanya, orang tua dituntut untuk mengontrol apa saja yang dilihat anak di media.
“Kembali lagi, anak-anak itu meniru apa yang ia lihat. They see and they do,” ungkap Ervi.
Intinya, tambah dia, orang tua sangat berperan penting dalam mengendalikan perilaku anak. Ketika perilaku kekerasan yang dimiliki anak sejak kecil dibiarkan, khawatir ketika dewasa mereka menyelesaikan masalahnya dengan kekerasan.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori