8 Adab Pulang Haji, Mulai Berdoa sampai Komitmen untuk Lebih Baik
Rabu, 5 Juli 2023 | 09:30 WIB
Jakarta, NU Online
Saat ini, jamaah haji Indonesia sudah memasuki fase kepulangan ke Tanah Air setelah menyelesaikan rangkaian rukun, wajib, dan sunah haji di Tanah Suci. Secara bergelombang, mereka akan diterbangkan ke Tanah Air untuk kembali bertemu dengan sanak saudara di kampung halaman.
Baca Juga
Tiga Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah
Banyak pihak mengingatkan jamaah untuk mengikuti prosedur proses pemulangan jamaah yang telah ditentukan untuk keselamatan dan kelancaran perjalanan. Penting pula bagi jamaah untuk memperhatikan adab saat pulang haji sebagaimana dilansir NU Online dalam artikel berjudul Ini Delapan Adab Pulang Haji.
“Imam An-Nawawi menyebutkan delapan adab kepulangan dari pelaksanaan ibadah haji. Hal ini patut diperhatikan oleh jamaah haji seusai melaksanakan segenap rangkaian ibadah haji,” tulis Wakil Sekretaris LBM PBNU Ustadz Alhafiz Kurniawan yang dikutip NU Online pada Rabu (5/7/2023).
Delapan adab yang dijelaskan dalam Kitab Al-Idhah fi Manasikil Hajj wal Umrah ini adalah Pertama, membaca doa perjalanan pulang haji yakni:
آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ، سَاجِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ
Âyibûna, tâ’ibûn, ‘âbidûn, sâjidûn li rabbinâ hâmidûn.
Artinya, “(Kami) pulang, bertobat, menyembah, dan memuji Tuhan kami.”
Kedua, mengutus orang untuk mengabarkan pihak keluarga agar kepulangan jamaah haji tidak mengejutkan pihak keluarga. Hal ini bisa dilakukan dengan mudah saat ini dengan menggunakan berbagai jenis alat komunikasi.
Ketiga, membaca doa memasuki kampung halaman yakni:
باسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ إنِّي أسألُكَ خَيْرَها وَخَيْرَ أهلها وَخَيْرَ ما فِيها وأعُوذُ بِكَ مِنْ شَرّها وَشَرّ أهلها وَشَرّ مَا فِيهَا
Bismillâh allâhumma innî as-aluka khaira hâdzihi-s-sûqi wa khaira mâ fîhâ wa a‘ûdzubika min syarrihâ wa syarri mâ fîhâ. Allâhumma innî a‘ûdzubika an ushîba fîhâ yamînan fâjiratan au shafqatan khâsiratan.
Artinya, “Dengan nama Allah, ya Allah, aku memohon kebaikan dari pasar ini dan kebaikan dari apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung dari keburukan pasar ini dan keburukan apa yang ada di dalamnya. Ya Allah, aku berlindung dari sumpah palsu dan transaksi yang merugikan.”
jamaah haji juga dianjurkan membaca doa berikut ini:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لَنَا بِهَا قَرَارًا وَرِزْقًا حَسَنًا
Allâhummaj‘al lanâ bihâ qarârâ wa rizqan hasanâ.
Artinya, “Ya Allah, jadikan kota ini sebagai tempat mukim dan (kami memohon) rezeki yang baik untuk kami.”
“Keempat, diusahakan pulang ke rumah pada siang hari. Jamaah haji dianjurkan untuk memasuki rumah pada siang hari jika memungkinkan dan tidak menyulitkan. Tetapi mereka yang tiba di kediamannya pada malam hari dapat langsung masuk ke dalam rumah. Ini, kata Syekh Ibnu Hajar, berlaku bagi mereka yang memiliki istri atau keluarga,” jelas Ustadz Alhafidz.
Kelima, diusahakan untuk mencari masjid terdekat untuk melakukan shalat dua rakaat. Setelah itu ia dapat pulang ke rumah dan shalat dua rakaat di rumah. Di dalamnya ia bersyukur kepada Allah atas keselamatan perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji hingga selesai.
Keenam, orang yang menyambut jamaah haji dianjurkan mendoakan jamaah haji yang baru pulang dengan doa:
قَبَّلَ اللهُ حَجَّكَ، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَأَخْلَفَ نَفَقَتَكَ
Qabballallâhu hajjaka, wa ghafara dzanbaka, wa akhlafa nafaqataka.
Artinya, “Semoga Allah menerima ibadah hajimu, mengampuni dosamu, dan mengganti pengeluaranmu.”
Atau doa berikut:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْحَاجِّ وَلِمَنِ اسْتَغْفَرَ لَهُ الحَاجُّ
Allâhummaghfir lil hâjj, wa li man istaghfara lahul hâjj.
Artinya, “Ya Allah, ampunilah dosa jamaah haji ini dan dosa orang yang dimintakan ampun oleh jamaah haji ini.”
Ketujuh, mengucapkan permohonan tobat yang dilafalkan Rasulullah saw sebelum memasuki rumahnya dan menemui keluarganya dengan bacaan doa:
تَوْبًا تَوْبًا، لِرَبِّنَا أَوْبًا، لَا يُغَادِرُ حُوْبًا
Tauban, tauban, li rabbinâ awban, lâ yughâdiru hûban.
Artinya, “Kami sungguh memohon pertobatan. Kepada Tuhan kami, kami kembali, tobat yang tidak menyisakan dosa.”
Kedelapan, berusaha menjadi lebih baik dari sebelum haji. Jamaah haji dianjurkan untuk meningkatkan kuantitas jika memungkinkan, tetapi terutama kualitas hablum minallah (hubungan dengan Allah) dan hablum minan nas (hubungan dengan manusia).
“Jamaah haji perlu terus meningkatkan pengetahuan agama yang berkaitan dengan ibadah, muamalah, dan seterusnya, karena tidak ibadah haji tidak menyulap jamaah haji menjadi ahli agama secara kun fayakun,” Pungkasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syakir NF