Medan, NU Online
Kegiatan Pra Muktamar NU di Medan menjadi sarana sosilisasi model pemilihan pemimpin NU yang dinamakan Ahlul Halli wal Aqdi. Ahad (17/5) malam ini, PBNU akan memaparkan rumusan ahlul halli wal aqdi kepada semua PCNU yang hadir dari lima wilayah di Sumatera, yakni Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.<>
Ketua Panitia Pra-Muktamar NU wilayah Sumatera Adlin Damanik mengatakan, konsep ahlul halli wal aqdi tersebut merupakan cara baru dalam NU, terutama dalam memilih rais aam atau pucuk pimpian NU.
Menurutnya, pemilihan rais aam NU dengan suara terbanyak cukup rentan dan rawan karena bisa menimbulkan potensi perpecahan di kalangan kader ormas Islam itu. Cara pemilihan dengan suara terbanyak juga membuka peluang praktik money politic.
Model pemilihan dengan ahlul halli wal aqdi dilaksanakan melalui sistem formatur atau perwakilan. "Sistem ini (ahlul ahlli wal aqdi) seperti formatur. Kalau nanti sistem ini disetujui, langsung bisa dipakai di muktamar," katanya.
Ketua Panitia SC Muktamar ke-33 KH Slamet Effendi Yusuf, dalam pembukaan Pra Muktamar di Medan, Ahad siang tadi juga menegaskan kembali perlunya ahlul halli wal aqdi dalam pemilihan pimpinan NU. Model ini dinilai sesuai dengan khittah NU dan menghindarkan benturan dan persaingan yang melibatkan kalangan ulama. (A. Khoirul Anam)