Jakarta, NU Online
Bila ingin mengetahui bagaimana generasi yang akan datang, maka kita bisa mengenali keadaan mereka pada pembentukan calon generasi itu di masa kini. Bila kehidupan generasi muda masa kini tidak terdidik dengan baik, terbentuk sebagai calon-calon pemimpin masa depan, maka keadaan generasi penerus akan mengalami kemerosotan dan kerapuhan.
Hal itu disampaikan oleh Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zakky Mubarak dalam unggahan di facebooknya, Zakky Mubarak Syamrakh. Tetapi Kiai Zakky menekankan bahwa generasi masa kini berperan penting dalam mendidik generasi muda.
“Bila generasi masa kini mampu membentuk kaum mudanya sebagai generasi yang terdidik dan terarah serta memiliki kemampuan yang prima, maka akan mampu melahirkan generasi yang kuat dan tangguh, yang mampu melahirkan karya-karya besar bagi masyarakat dan bangsanya,” jelas Kiai Zakky dikutip NU Online, Kamis (28/10/2021).
Dalam kenyataan sejarah, terang Kiai Zakky, banyak dijumpai kehidupan suatu bangsa yang besar, tapi mereka tidak mampu membentuk generasi penerus yang diharapkan.
“Akhirnya bangsa besar itu menjadi sirna, atau menjadi suatu kelompok kecil yang tidak diperhitungkan lagi oleh bangsa-bangsa lain,” ungkap penulis buku Menjadi Cendekiawan Muslim ini.
Generasi rapuh
Kiai Zakky menegaskan, setiap umat tidak bisa lepas dari kehidupan generasi penerusnya. Generasi itu adakalanya mampu mempertahankan nilai-nilai luhur dari pemimpin dan para pendahulu mereka, sehingga mereka tetap jaya.
Dosen Senior di Universitas Indonesia (UI) ini menambahkan, ada juga generasi yang rapuh, yaitu generasi yang tidak mampu mempetahankan nilai-nilai luhur, mereka mengabaikan kebaikan-kebaikan yang disampaikan dari generasi masa lalu.
“Generasi rapuh ini biasanya ditandai dengan kehidupan yang tidak terpola, gemar membuang-buang waktu, senang berfoya-foya, banyak ngomong, dan tidak pandai bekerja,”
Menurutnya, etos kerja generasi ini sangat rendah dan idealismenya telah terkikis dari dada mereka, hasratnya telah lemah dan semangatnya semakin mengendor.
Generasi rapuh yang tersuruk ke dalam kehinaan, lanjut Kiai Zakky, biasanya ditandai dengan kekacauan, keburukan dan kezaliman serta perbuatan tercela. Bahkan kezaliman dan kemungkaran sudah meluas sedemikian rupa, sehingga terkesan sebagai sesuatu yang lumrah dan biasa-biasa saja.
“Bila gejala ini terjadi di tengah-tengah masyarakat, maka setiap muslim harus berusaha menghilangkan dan memberantasnya dengan cara yang bijaksana. Bila tidak ada usaha untuk menghilangkan kezaliman dan kemungkaran maka imannya telah terlepas dari dadanya,” tutur penulis buku Riyadhul Mu’min ini.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan