Jakarta, NU Online
Ketua Umum PP ISNU Ali Masykur Musa yang lazim disapa Cak Ali mengatakan, kepemimpinan oleh sebagian orang sekarang dijadikan alat mencari keuntungan. Suatu kepemimpinan tidak tertutup kemungkinan disalahgunakan demi kepentingan para pemodal.
<>
Pemimpin kita siapa? tanya Cak Ali kepada peserta Konbes IPPNU 2014 di Gedung PP PON Kemenpora Jakarta Timur, Jumat (28/2) petang.
“Tetapi siapa pemimpin kita kalau tidak memiliki idealisme maka ia akan melelang akses kekuasaannya,” kata Cak Ali. Ia mengajak peserta Konbes IPPNU 2014 untuk mencermati betapa besar ekplorasi minyak dan aneka tambang yang dikuasai kekuatan modal asing maupun pribadi.
Dari situ, pemimpinan selanjutnya menjadi rapuh. Pemimpin yang seharusnya mengajak musyawarah, justru menekan rakyat, “Seperti kepemimpinan yang pernah ada pada era sebelum reformasi,” tegas Cak Ali.
Kepemimpinan mencari untung, sambungnya Cak Ali, melahirkan sedikitnya 3 tindakan tidak terpuji. Ketiganya berupa praktik menyuap, praktik menjilat, dan “menjual diri”.
Sedangkan untuk menghindari itu, ia menilai seorang pemimpin besar harus diisi dengan kepemimpinan, profesionalisme, dan integritas. Dengan ketiganya, “Kontrol dan evaluasi terhadap jalannya kepemimpinan dapat dilakukan,” tandas Cak Ali sebagai narasumber seminar bertajuk “Pengaruh Proses Pendidikan dalam Membangun Karakter Kepemimpinan”. (Alhafiz K)