Alumnus Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo, Jember, Jawa Timur atas nama Izza Nur Layla meraih anugerah Santri of The Year 2017 untuk kategori Santri Berprestasi Internasional. Pemberian penghargaan untuk semua kategori dilakukan di gedung Serbaguna Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Ahad (22/10).
Izza yang yang pernah nyantri di bawah asuhan KH Muhyiddin Abdusshomad itu masuk nominasi lantaran prestasi internasionalnya yang fenomenal. Dara kelahiran Jember 5 Februari 1996 itu adalah peraih medali emas dalam kompetisi bidang agribisnis di ajang The 36th National Academic Conference of the Future Farmers of Thailand Organization di Thailand tahun 2015.
Setelah mempertimbangkan rekam jejak, kiprah dan masukan dari masyarakt, dewan juri akhirnya menahbiskan Izza sebagai Santri of The Year 2017. Ia menyisihkan Tontowi Ahmad, alumnus Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri yang masuk nominasi berkat pretasinya yang mendunia sebagai pemain ganda campuran bulutangkis bersama Liliana Natsir. Nama lainnya adalah Malik Khidir, alumnus Pesantren Al-Barokah ini adalah juara Kompetisi Robotik Internasional.
Izza sendiri tidak bisa hadir dalam acara tersebut karena padat dengan kegiatan di kampusnya, Rajamangala University of Tecnology Srivijaya, Thung Yai District, Nakhon Si Thammarat 80240, Thailand. Karena itu, penghargaan diterimakan kepada Wakil Bupati Jember Mukit Arief. Selain dia, wakil Pondok Pesantren Nuris, Ra Abdullah, juga hadir di acara tersebut.
Menurut Ra Abduh –sapaan akrabnya-- Izza adalah sosok santriwati yang rajin dan tak pernah lelah untuk berkembang. Sehingga terus belajar dan belajar, bahkan di Thailand pun, prestasinya cukup mentereng.
Selain itu, katanya, dia sangat bangga dan percaya diri dengan kemampuan pesantren. Walaupun dia sudah “hebat” tapi komunikasi dengan pesantren Nuris tak pernah putus.
“Saya bersyukur dia terpilih sebagai santri berprestasi. Dialah santri yang yang tak pernah kehilangan jati diri dimanapun berada,” ucap Ra Abduh kepada NU Online di Jember, Senin (23/10).(Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)