Nasional

Apa Orang NU Mau Khianat kepada Hadrotusy Syekh?

Ahad, 7 April 2013 | 07:20 WIB

Purwakarta, NU Online
Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. Mas’udi mengatakan, pada zaman Hadrotuys Syekh KH Hasyim Asy’ari gerakan Islam anti-tradisi sudah ada dan “merembes” ke Indonesia, tapi pusatnya masih di Makkah.
<>
Mereka adalah kelompok Wahabi. Gerakannya yang paling kentara adalah memberangus halaqah-halaqah pengkajian Islam di pojok-pojok masjid.

“Begitu Wahabi berkuasa, mazhab diberangus,” katanya pada Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Lembaga Ta’mir Masjid NU Kabupaten Purwakarta, di Pondok Pesantren Assalam, Ahad, (7/4).

Tidak hanya itu, mereka akan menghancurkan makam Nabi Muhammad SAW.

Umat Islam Indonesia resah dengan kebijakan Wahabi tersebut. Kiai-kiai NU dibawah komando KH Hasyim Asy’ari membentuk Komite Hijaz. Isinya meminta supaya makam Nabi dan tempat bersejarah jangan dihancurkan.

Alasannya, karena tempat itu adalah atsar (petilasan) yang menyambung kesadaran beragama dengan sejarah. Bagi orang Ahlussunah wal-Jamaah sangat penting. Alasan kedua, kebebasan bermazhab juga harus dilestarikan dalam kajian halaqah-halaqah di masjid Al-Haram dan Nabawi.

Permintaan kiai-kiai NU itu hanya satu yang dikabulkan, yaitu tidak menghancurkan makam Nabi. Dengan demikian, jika umat Islam dunia melihat makam Nabi, itulah perjuangan orang NU. Perjuangan monumental dunia Islam tahun 1924.

“Nah, sekarang, Wahabi itu sudah ada di kanan kiri kita, dan sudah menendang-nendang pantat kita,” kata Kiai Masdar.

Maksudnya, mereka sudah merebut masjid-masjid yang didirikan dan dikelola warga NU.

Jika orang NU membiarkan mereka seperti itu, berarti berkhianat kepada perjuangan kiai-kiai NU dibawah komando KH Hasyim Asy’ari. “Apa kita mau dikatakan berkhianat kepada Hadrotusy Syekh?” tanyanya, “tentu saja tidak mau.”

 

Penulis: Abdullah Alawi

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Terkait