Banjir Parah Lumpuhkan Pesantren Ummul Ayman, Santri Dievakuasi dan Butuh Alat Berat
Jumat, 5 Desember 2025 | 16:00 WIB
Tumpukan kayu-kayu menutup ruang-ruang Pesantren Darul Ayman 2, Pidie Jaya, Aceh, Jumat (5/12/2025). (Foto: NU Online/Suci)
Pidie Jaya, NU Online
Tumbuhan liar, pegunungan yang membentang, dan hamparan rawa yang sunyi masih mendominasi pemandangan sepanjang jalan dari Aceh Besar menuju Pidie Jaya.
Hanya sesekali terlihat rumah-rumah berjauhan di kiri dan kanan jalan, seolah menandai sepi yang mengantar perjalanan NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) PBNU bersama tim NU Peduli Aceh pada hari kedua menyalurkan bantuan.
Pidie Jaya merupakan salah satu wilayah yang berada di pesisir utara Aceh. Sepanjang jalan listrik padam hampir di seluruh jalur yang kami lewati. Tak ada cahaya dari rumah penduduk, hanya senter kendaraan yang membelah jalanan. Sinyal telepon tak ada. Sawah-sawah di sisi jalan sudah dipenuhi lumpur tergenang banjir yang menerjang Pidie.
Pidie Jaya merupakan wilayah yang sering terjadi bencana, mulai tsunami pada tahun 2004, gempa bumi, hingga banjir yang berulang. Hal ini sebagaimana penuturan Ketua LAZISNU Aceh, Tgk H Akmal Abzal, kepada NU Online, Jumat (5/12/2025).
Tim NU Peduli kemudian mengunjungi Yayasan Ummul Aiman 2, salah satu pesantren asuhan Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh Tgk H Nuruzzahri Yahya (Waled Nu) yang terdampak banjir sepekan lalu. Lokasinya berada di Jl. Banda Aceh-Medan, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Masuk pintu pesantren, serpihan kayu-kayu menggenangi semua bangunan pesantren di ruang kelas, kamar, gedung, dan dapur.
Seorang santri, Chairul Anam, menceritakan kejadian ini terjadi sejak Selasa malam tepat pukul 23.00 WIB. Pada saat itu hujan ekstrem, sungai di belakang pesantren sudah naik, dan para santri waspada karena sebelumnya pernah banjir sekali, tetapi tidak sehebat ini.
Pukul 05.00 WIB pada Rabu, air sungai makin naik ke permukaan hampir 2–3 meter. Banjir tidak berhenti sampai Rabu. Lantaran situasi tidak memungkinkan, listrik padam, para santri diliburkan.
“Alhamdulillah santri aman dievakuasi dan kami pulangkan semua karena di pesantren ini kami tidak bisa berbuat apa-apa, tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan, air mati,” kata Anam.
Ia berharap pemerintah, stakeholder terkait, dan masyarakat memberikan bantuan.
“Sampai detik ini belum ada bantuan, baru ada bantuan dari wali santri dan belum ada pemerintah yang masuk,” jelasnya.
Anam mengatakan mengingat kondisi saat ini masih susah untuk dibersihkan, pemulihan normal butuh waktu tiga bulan.
“Kita membutuhkan alat berat karena kalau kondisi seperti ini bisa membutuhkan waktu tiga bulan. Sangat susah untuk kita bersihkan,” jelasnya.
NU Care-LAZISNU Salurkan Bantuan
LAZISNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat ini berada di Pesantren Ummul Aiman yang kondisinya terendam material kayu. Bisa dibayangkan akan sulit digunakan kembali karena ketinggian material hampir tiga meter.
“Alhamdulillah, kita telah memberikan bantuan untuk masyarakat dan santri berupa makanan dan logistik lainnya,” ujar Wakil Direktur Fundraising, Humas, dan IT NU Care-LAZISNU PBNU, Anik Rifkoh.
Bagi masyarakat yang akan memberikan bantuan bisa melalui BCA 0683331926 atas nama Yayasan Amil Zakat Infak dan Shadaqah NU atau BSI 7779876777 atas nama PP LAZIS NU Non Zakat.
Donasi juga dapat melalui situs nucare.id atau filantropi.nu.or.id dan NU Online Super App melalui fitur Galang Dana Korban Bencana.