Beda Sikap Warga Sipil dan Pemerintah AS soal Konflik Israel-Palestina
Rabu, 8 November 2023 | 20:15 WIB
Warga Amerika unjuk rasa mendukung warga Palestina di Washington, Amerika Serikat, Sabtu (4/11/2023). (Foto: REUTERS/Elizabeth Frantz)
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla mengungkapkan bahwa terjadi perbedaan sikap antara warga Amerika dan pemerintah Amerika Serikat (AS) soal konflik Israel-Palestina. Meskipun pemerintah AS secara resmi mendukung Israel, tetapi banyak suara dari warga sipil AS yang justru menyatakan simpati yang kuat terhadap rakyat Palestina.
“Pemerintah dan politisi Amerika baik dari kalangan demokrat maupun republik itu sikapnya konsisten, memberikan dukungan yang tanpa syarat, ‘unconditional support’ kepada Israel,” kata dia dalam Diskusi Umum "Duka Palestina, Duka Dunia" di Lantai 1 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta Pusat, Rabu (7/11/2023).
Pria yang kerap disapa Gus Ulil itu menjelaskan bahwa dalam masyarakat AS, terdapat beragam sikap terkait isu Palestina. Ada kelompok Christian-Zionist yang mendukung Israel secara total dan kalangan Republik yang juga cenderung pro-Israel.
Di sisi lain, masyarakat sipil AS hari ini cenderung memiliki simpati terhadap Palestina. Gus Ulil menyampaikan, perkembangan ini bisa terlihat melalui media sosial, salah satunya melalui aksi demonstrasi bela Palestina di beberapa kota besar di Amerika bahkan Eropa.
“Kalangan masyarakat Amerika sebetulnya simpati mereka lebih banyak. Tetapi, kalau kita lihat pemberitaan, alhamdulillah kita punya media sosial X atau Twitter, kita bisa memantau demonstrasi yang berlangsung di Washington, Manhattan, Kanada, dan Eropa. Kelihatan sekali sikap masyarakat orang Barat itu simpatinya kepada masyarakat Palestina,” papar dia.
Perbedaan sikap tersebut, sambungnya, memperlihatkan dualitas dalam sikap terhadap isu Palestina. Sementara political establishment AS mendukung Israel secara total, warga AS dan sejumlah kalangan di Barat lainnya cenderung memiliki simpati yang kuat terhadap rakyat Palestina.
“Suara-suara seperti ini mulai banyak di Amerika, Kanada, Eropa, dan Australia. Jadi, kalau mau disimpulkan, sebetulnya di Barat ini ada dua sikap terhadap Palestina. Political establishment mendukung Israel total, terutama di Amerika, kalau di Eropa masih bernuansa,” papar dia.
“Di parlemen Eropa, misalnya. Ada beberapa anggota parlemen dari Irlandia yang keras sekali mendukung Palestina dengan orasi yang keren sekali. Di Eropa masih bernuansa, di kalangan political establishment-nya ada sikap yang seimbang, ada kalangan yang mendukung Palestina. Di Amerika, total, baik demokrat maupun republik mendukung Israel total,” ujarnya.
Sebagai informasi, diskusi umum “Duka Palestina, Duka Dunia” digelar oleh Media resmi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), NU Online. Kegiatan ini dilakukan secara luring dan daring lewat Youtube NU Online.
Diskusi yang dipandu oleh Pemimpin Redaksi NU Online Ivan Aulia Ahsan itu menghadirkan empat narasumber, Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, Wartawan Senior Timur Tengah Musthafa Abdel Rahman, Sekretaris Komisi Antar-Agama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Abraham Silo Wilar, dan Peneliti BRIN Irine Gayatri.