Nasional

Berjuang Masyarakatkan Al-Quran

Sabtu, 16 Februari 2013 | 05:20 WIB

Jakarta, NU Online
Jam’iyyatul Qurra’ wal-Huffaz Nahdlatul Ulama (JQH NU) telah 62 tahun berjuang memasyarakatkan Al-Quran dan mengharumkan Indonesia di kancah dunia.

<>

Organisasi ini didirikan KH Wahid Hasyim di Jakarta 15 Januari 1951. Menurut Sekretaris Jenderal JQH NU Ahmad Ari Masyhuri, selain berperan memberantas buta aksara baca Al-Qur’an di Indonesia, ahli-ahli Al-Quran JQHNU juga telah menjuarai event-event MTQ internasional. Di bidang hafalan Al-Qur’an 30 juz, seni baca Al-Quran atau tilawah, dan tafsirnya senantiasa menjadi langganan setiap tahun sejak berdirinya JQH NU.

“Misalnya pada tahun 1952 KH Abdul Aziz menjadi juara I qori internasional pertama dari Indonesia, tahun 1980-an ada Hj. Maria Ulfa dan ustad Muammar ZA,” katanya Jumat sore kepada NU Online di Jakarta, (15/2).

Dan yang terbaru, tahun 2012, Rahmawati Hunawa juara I tilawah MTQ internasional di Malaysia, Al-Fath juara I MTQ tafsir Al Quran di Mesir, dan Annisa Ulmalikha juara I MTQ internasional di Kalimantan Barat tahun 2012, dan Jajang Hasanuddin nominasi juara hafalan Al-Quran di Rusia.

Harlah ke-62 diperingati di Gresik Ahad, (10/2) lalu, di Pesantren Nurul Qur’an Al-Istiqomah, yang diasuh KH Saiful Munir, dengan tema “Memasyarakatkan Al-Quran Mencerdaskan masyarakat di bumi Nusantara.”  

Peringatan tersebut dibuka Menteri Percepatan Daerah Tertinggal (PDT) Ir H. Helmi Faishal Zaini. Dalam sambutannya ia turut bangga JQHNU menjadi langganan juara hingga mengharumkan nama bangsa di kancah international.

“Selanjutnya harus diimplementasi dalam bentuk kerja-kerja nyata di masyarakat dengan terjun langsung ke daerah-daerah yang masih minus baca tulis Al-Qur’an,” katanya.

Lebih lanjut ia mendorong JQHNU untuk blusukan ke daerah tertinggal. Kementerian PDT siap mendukung kegiatan peningkatan sumber daya manusia, khususnya di daerah tertinggal.

Hadir pada kesempatan tersebut Rais Majlis Ilmi PP JQH NU Prof Dr. KH Ahsin Sakho Muhammad, Ketua Umum JQHNU Dr. KH Muhaimin Zen, MA, Sekjen Ahmad JQHNU Ari Masyhuri MA, dan Keluarga pendiri JQHNU KH A. Wahid Hasyim yang diwakili KH Fahmi Amrullah dari Tebuireng.

Peringatan tersebut sekaligus peresmian berdirinya Pesantren Nurul Qur’an Al-Istiqomah, yang diasuh KH Saiful Munir.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Penulis: Abdullah Alawi


Terkait