Bertemu Nahdliyin yang Tersebar di Eropa, Gus Yahya Tegaskan NU Terus Membesar dan Berkembang
Sabtu, 25 Mei 2024 | 16:30 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) baru saja kembali dari perjalanan ke Eropa beberapa waktu lalu, termasuk Amsterdam dan Den Haag di Belanda, serta Lisbon di Portugal. Dalam perjalanannya, Gus Yahya bertemu dengan banyak Nahdliyin atau warga NU yang tersebar di berbagai negara-negara di Eropa.
Cerita tersebut dikatakannya saat pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kepulauan Riau masa khidmah 2023-2029 di Ballroom Golden Prawn, Bengkong, kota Batam, Rabu (22/5/2024) lalu.
"Di Belanda, tidak terlalu aneh menemukan banyak warga Indonesia, termasuk warga NU. Kami mengadakan kegiatan bersama di masjid milik Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda di Amsterdam," ujar Gus Yahya.
Gus Yahya juga pengalaman unik saat berkunjung ke Portugal. Ia mengaku sempat bertetangga dengan Pesepakbola ternama dunia Cristiano Ronaldo. Hotel tempat Gus Yahya menginap bersebelahan dengan rumah Ronaldo.
Gus Yahya juga bercerita, warga Indonesia yang tinggal di Portugal yang ditemuinya menyatakan dengan bangga bahwa mereka warga NU.
"Beberapa teman mengundang saya ke sebuah warung kopi di tengah kota, yang merupakan pusat pariwisata di Lisbon. Di sana, saya bertemu sekitar 10 orang warga Indonesia dari berbagai daerah seperti Bandung, Bekasi, dan Tulungagung. Mereka semua mengaku sebagai warga Nahdlatul Ulama," cerita Gus Yahya dengan bangga.
Gus Yahya juga berbagi pengalamannya bertemu warga NU di Amerika Serikat, Australia, Austria, Belgia, dan Inggris.
Baca Juga
Sekelumit Tentang Dakwah NU di Belanda
"Ke mana pun saya pergi, selalu ada orang yang datang hanya untuk menyatakan diri sebagai Nahdlatul Ulama. Ini menjadi sumber keyakinan dalam diri saya bahwa Nahdlatul Ulama adalah sebuah peradaban," tegasnya.
Menurut Gus Yahya, perkembangan pesat telah dialami oleh NU sejak didirikan oleh 33 kiai. Ketika NU ikut serta dalam Pemilu 1955, Gus Yahya mengungkapkan hanya ada 18 persen suara yang didapatkan. Namun, survei pada 2023 menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk Indonesia merasa sebagai Nahdliyin.
Dari hasil survei tersebut, Gus Yahya menegaskan bahwa NU sebagai sebuah Perkumpulan terus mengalami perkembangan yang signifikan.
"Hal ini menunjukkan bahwa NU terus membesar dan berkembang," jelasnya.
Keberhasilan NU
Gus Yahya menambahkan bahwa keberhasilan NU sebagai organisasi yang ikut membangun peradaban itu, didukung oleh elemen fundamental yang kuat, yaitu sebuah ikatan antara organisasi NU dengan para warganya.
Gus Yahya mengutip penggalan dalil Al-Qur'an, surat Al Baqarah ayat 256. "Barangsiapa meninggalkan tuhan-tuhan palsu dan beriman kepada Allah, maka ia telah berpegang teguh pada tali yang tidak bisa putus."
"Ini adalah nash Allah, nash Qur'an, firman Allah tentang iman. Barangsiapa telah beriman tidak akan pernah bisa putus ikatannya kepada Allah. Maka kalau ada orang yang tadinya mengaku beriman kemudian putus talinya ya berarti dia bohong pasti dia belum beriman sebetulnya," tegas Gus Yahya.
"Ini sama dengan Nahdlatul Ulama. Sekali orang merasa NU, sampai ke mana pun juga di ujung dunia ini tidak akan pernah hilang jati dirinya sebagai warga NU. Karena NU telah menjadi tali yang kuat yang tidak bisa putus," tegas Gus Yahya.