Nasional

Bimas Islam Sosialisasikan Bahaya Hoaks dalam Beragama dan Berbangsa

Kamis, 21 Februari 2019 | 13:35 WIB

Makassar, NU Online
Direktorat Jenderal Bimas Islam menggelar dialog nasional bertema Pengarusutamaan Islam Wasathiyah dalam Menyikapi Hoaks dan Fitnah bagi Kehidupan Keagamaan dan Kebangsaan di Claro Hotel Jalan A.P. Petaarani, Mannuruki Tamalate, Makassar, Rabu-Jumat (20-22/2). Forum ini diadakan dalam rangka mengidentifikasi dan mengatasi bahaya hoaks dan ujaran kebencian dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, dan bernegara.

Direktur Jenderal Bimas Islam Muhammadiyah Amin menyatakan bahwa hoaks dan fitnah sudah menjadi masalah darurat berskala nasional.

Pemerintah telah menerbitkan Perpres Nomor 53 tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai lembaga nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden melalui menteri di bidang politik, hukum dan keamanan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengeluarkan fatwa Nomor 24 Tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Muamalah Melalui Media Sosial. Muamalah adalah proses interaksi antar individu atau kelompok yang terkait dengan hubungan antar sesama meliputi pembuatan, penyebaran, akses, dan penggunaan informasi dan komunikasi.

Muhammadiyah Amin menambahkan, sejumlah fatwa yang dirumuskan MUI mengharamkan penyebaran informasi yang tidak benar, hoaks, fitnah, gosip, permusuhan, informasi bohong, sarana provokasi hingga ujaran kebencian melalui media sosial.

“Hal ini untuk menjawab keresahan publik atas unggahan di media sosial yang belakangan dihiasi berita kebohongan, fitnah, hujatan, dan ujaran permusuhan atas dasar suku, agama, ras, atau antargolongan,” kata Muhammadiyah Amin.

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mendukung kajian-kajian terkait penanggulangan bahaya hoaks dan ujaran kebencian dalam rangka menjaga wasathiyatul Islam, moderasi Islam di Indonesia.

“Hoaks dan fitnah ini merupakan isu yang terus bergulir. Di tengah percepatan arus informasi ini kita sebagai umat Islam sebagai warga mayoritas di Indonesia terpanggil untuk mengatasi masalah ini. Saya mengapresiasi Bimas Islam dan segenap ormas Islam yang telah menginisiasi dialog nasional ini,” kata Lukman Hakim.

Forum ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang sikap keagamaan dan kebangsaan terhadap bahaya hoaks dan fitnah selain penginternalisasian pemahaman wasathiyah Islam dalam menyikapi hoaks dan fitnah melalui media digital.

Forum ini menghadirkan Menteri Agama RI Lukman Hakim, Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin, Rais Syuriyah PWNU Sulsel Anregurutta KHM Sanusi Baco, Direktur Jenderal Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Rektor UIN Alauddin, dan serikat perusahaan pers. (Alhafiz K)


Terkait