Bukan Hanya Pejuang, Pahlawan Masa Kini adalah Pembawa Perubahan
Ahad, 10 November 2024 | 09:30 WIB
RA Kartini, salah satu tokoh yang membawa perubahan, terutama bagi kaum perempuan Indonesia. (Foto: istimewa)
Jakarta, NU Online
Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap tahunnya pada 10 November merupakan peringatan rutin yang diadakan untuk mengenang jasa pahlawan yang telah tiada yang memberikan jiwa dan raganya untuk negara.
Namun, pada masa sekarang pahlawan tidak hanya yang berjasa berjuang untuk melawan penjajahan dari kolonialisme. Pahlawan adalah yang juga berjuang dalam berbagai bidang selain perjuangan persenjataan contohnya berjasa di bidang lain yang membawa perubahan seperti bidang kemasyarakatan. Contoh pahlawan yang membawa perubahan adalah Chairil Anwar dan R.A Kartini.
Hal itu disampaikan oleh Ivan Aulia Ahsan sejarawan sekaligus Pemimpin Redaksi NU Online dalam program Jendela Negeri: Menilik Pahlawan di Era Kekinian ditayangkan TVRI, Ahad (10/11/2024).
Menurutnya orang-orang yang hidup pada saat ini berpotensi jadi pahlawan. Tercatat atau tidak itu hal lain.
Ivan menyebut bahwa dalam pengertian formal, pahlawan adalah mereka yang tercatat dan terdaftar di negara serta memiliki jasa bagi bangsa dan negara.
“Setiap tahun kita mengeluarkan daftar Pahlawan Nasional. Itu sejak tahun 1951. Setelah revolusi, Bung Karno memikirkan perlunya pengangkatan Pahlawan Nasional. Kemudian menjadi tradisi sampai hari ini,” katanya.
Pada tahun 1951 didirikan Monumen Tugu Pahlawan di Surabaya untuk mengenang pertempuran 10 November 1945. Monumen ini kemudian diresmikan oleh Presiden RI Ir. Soekarno satu tahun kemudian pada 10 November 1952.
Kemudian pada tahun 1959, pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan untuk menghargai jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang.
Baca Juga
9 Tokoh NU Bergelar Pahlawan Nasional
Ivan mengatakan bahwa Indonesia saat ini merupakan negara yang memiliki paling banyak pahlawan di seluruh dunia. "Sampai hari ini Indonesia adalah negara dengan jumlah pahlawan nasional terbanyak di dunia ada sekitar 208 dari tahun 1951," ucap sejarawan lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Penyebab demikian banyak pahlawan di Indonesia dikarenakan pengangkatan pahlawan nasional yang rutin diadakan pada setiap tahunnya yang bisa mencapai 4 sampai 6 pahlawan yang diangkat oleh negara menjadi pahlawan nasional.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa syarat yang paling umum menjadi pahlawan nasional adalah dia memiliki jasa yang besar untuk bangsa dan negara tidak hanya di bidang perjuangan persenjataan jaman revolusi atau Jaman penjajahan Belanda melawan kolonialisme tapi juga pahlawan yang berjasa di bidang lain di bidang kemasyarakatan.
Namun pada saat ini menurut Ivan kategori menjadi pahlawan nasional mengalami perubahan kurun waktu sejak 10 sampai 15 tahun terakhir, orang tidak terpikirkan oleh masyarakat bisa menjadi pahlawan nasional akibat meluasnya kategori pahlawan nasional.
"Sekarang sudah mulai meluas kategorinya dalam 15 dan 10 tahun terakhir orang yang tidak terpikirkan menjadi pahlawan justru menjadi pahlawan nasional seperti Gus Dur yang diwacanakan akan menjadi pahlawan pluralisme dan Hak Asasi manusia," ungkapnya.
Semenjak saat itu juga representasi daerah menjadi satu aspek yang diperhatikan oleh pemerintah dalam pengambilan pertimbangan pengangkatan pahlawan nasional, selain itu ada juga dari pengajuan golongan ideologi yang dianggap berpengaruh bagi negara.