Bukan Hanya Tamasya, Membaca Buku dan Shalat pun Bisa Jadi Healing
Ahad, 11 September 2022 | 15:30 WIB
Jakarta, NU Online
Di media sosial kita sering temukan penggunakan kata healing atau self healing sebagai kata lain dari jalan-jalan, bersenang-senang, ataupun liburan dalam rangka mencari hiburan. Pertanyaannya, healing itu sebenarnya apa sih? Cocok tidak buat padanan kata piknik atau tamasya?
Self healing menjadi bahasan yang sering diperbincangkan semenjak banyak orang peduli tentang kesehatan mental. Setiap membuka media sosial, sering kali melihat unggahan atau pun postingan tentang self healing.
Dosen Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Arnis Silvia, mengatakan bahwa healing berasal dari kata to heal, artinya memulihkan.
"Memulihkan diri artinya pun bisa bermacam-macam. Misalnya, pulih dari penat, dari bosan, dari rasa sakit, dari ketidaknyamanan lainnya," ujar Arnis Silvia saat dihubungi NU Online melalui telepon, Ahad (11/9/2022).
Saat ditanya tentang metode pemulihan dari kondisi tidak nyaman tersebut, istri Kepala Puslitbang LKKMO Balitbang Diklat Kemenag ini menyebut bisa bermacam-macam metode atau cara.
"Tergantung selera dan pilihan masing-masing. Ada yang berobat, ada yang terapi, ada yang shopping, ada yang tamasya, dan lain-lain. Jadi, healing itu bukan hanya jalan-jalan dan tamasya, bisa berbagai cara lainnya juga," tutur Arnis.
Untuk self-healing-nya, Arnis menyebutkan bahwa ia lebih memilih berdiam diri di rumah, membaca buku, menonton komedi, sembari menyeduh kopi. Ia juga senang membuat kudapan atau roti-rotian untuk teman ngopi.
"Sebagai introvert, energi saya lebih bisa dicas ketika saya berdiam diri. Sebaliknya, jika saya terlalu banyak bersosialisasi secara tatap muka, saya bisa merasa sangat kelelahan. Kalau sudah demikian, saya biasanya harus healing di rumah, mengurangi kebisingan, dan melakukan kegiatan yang saya nikmati," ungkapnya.
Shalat sebagai healing
Menurut kandidat doktor bidang filsafat University of South Australia ini, healing dilihat dari sudut ekonomis, dibagi menjadi dua. Yakni, tidak gratis dan gratis. "Nah, healing tergratis adalah shalat," kata Arnis mantap.
Baca Juga
Mengupas Aspek-aspek Kesehatan Mental
Ia menambahkan bahwa dengan shalat, seorang Muslim bisa memulihkan energi positif yang terdegradasi sepanjang hari. Baik ketika sedang beraktivitas di rumah, di luar rumah, maupun di kantor.
"Jika kita khusyuk dalam shalat, maka energi positif akan pulih kembali berkali-kali lipat. Kalau enggak percaya, coba saja," kata Arnis.
Senada, pengasuh majelis taklim di bilangan Ciganjur Jaksel, Ustadzah Nur Rahma mengatakan bahwa healing adalah salah satu treatment bagi seseorang yang mengalami gangguan fisik dan kejiwaan. Dengan healing, seseorang bisa lebih sehat, tenang, dan bahagia.
"Setiap orang healing-nya berbeda-beda, tergantung apa masalahnya. Bagi orang beriman, shalat adalah salah satu healing terbaik. Tetapi untuk mencapai kenikmatan shalat sebagai sebuah healing, seseorang harus melakukan beberapa tahapan riyadhah," tegas Rahma, sapaan akrabnya.
Menurut dia, shalat itu didirikan dalam rangka mengobati aneka macam penyakit, seperti persepsi yang salah terhadap diri sendiri maupun orang lain, mengobati kesedihan, juga keputusasaan.
"Ketika seseorang mendirikan salat, dia akan berdiri menghadap Allah swt dengan penghayatan yang khusyuk. Manusia yang berdiri di hadapan Sang Pencipta dalam shalatnya dengan khusyuk, akan membuat dirinya mendapatkan energi positif yang menciptakan ketenangan hati dan perasaan aman," tuturnya.
Perempuan yang juga ASN Balitbang Diklat Kemenag ini menambahkan, melalui shalat, ketidakstabilan emosi, beban masalah, lelah fisik, dan berbagai permasalahan lainnya akan hilang. Itulah penjelasan mengapa shalat menjadi obat untuk berbagai penyakit sekaligus penolong bagi manusia.
"Tentang hal itu, Allah sudah menjelaskannya dalam QS Al-Baqarah ayat 153 yang artinya: ‘Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar’. Jadi, jelas bahwa shalat bisa jadi healing kita," terangnya.
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Kendi Setiawan