Jakarta, NU Online
Cendekiawan Ahmad Syafi’i Ma’arif menegaskan bahwa agama apa pun hadir untuk membangun peradaban, bukan sebaliknya yang membangun kebiadaban. Untuk membangun peradaban, penganut agama sudah seharusnya menggunakan akal yang sehat dan hati yang bersih.
"Menurut saya, akal sehat, hati nurani harus dimenangkan (agar peradaban terbangun)," kata Syafi’i Ma’arif pada acara Forum Titik Temu di Hotel Rizt Carlton Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/4).
Sehingga menurut pria yang karib disapa Buya ini, adanya pemilihan umum termasuk pemilihan presiden jangan sampai membuat persaudaraan menjadi pecah. Menurutnya, jika hanya karena pemilu lalu persaudaraan pecah, maka akan merendahkan martabat manusia.
"Itu namanya merendahkan martabat kita sebagai manusia," jelasnya.
Baginya, pemilu merupakan hal yang biasa, apalagi di dalam suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti di Indonesia. Sekali pun demokrasi di Indonesia hingga kini belum mampu membuat masyarakat sejahtera, namun dalam penilaiannya, demokrasi mulai berjalan baik.
"Tapi menurut saya, (demokrasi) kita sudah on the right track," ucapnya.
Untuk itu ia meminta agar semua pihak bersama-sama menjaga Indonesia agar terus bertahan. "Saya berharap Indonesia akan bertahan sampai sehari sebelum kiamat," katanya diikuti tepuk tangan hadirin.
Selain Buya Sayfi’i Ma’arif, forum tersebut diikuti puluhan cendekiawan dan tokoh agama lain, seperti Nyai Sinta Nuriyah Wahid, Omi Komaria Madjid, KH Husein Muhammad, Komaruddin Hidayat, Ulil Abshar Abdallah, Tri Sutrisno, Mohammad Mahfud MD, Yudi Lathif, Siti Musdah Mulia, Pdt Ghoman, dan Pdt Gomar Gulton. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)