Cara Mendidik Anak di Era Digital agar Sopan dan Lemah Lembut
Jumat, 2 September 2022 | 14:00 WIB
Jakarta, NU Online
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Ai Rahmayanti mengatakan mengajarkan sopan santun kepada anak tidak kalah penting dengan pelajaran akademik. Menurutnya, sopan santun pada anak sebaiknya diajarkan sedini mungkin sehingga bisa menjadi kebiasaan yang dilakukan secara otomatis.
“Mengajarkan anak memiliki pribadi yang sopan dan lemah lembut harus diawali/dicontohkan oleh orang tuanya. Peran orang tua ini sebagai pemegang kunci terbentuknya kepribadian anak,” kata Ai Rahmayanti kepada NU Online, Jumat (2/9/2022).
Sebagai pemegang kunci, terang dia, ada beberapa hal yang penting diperhatikan dalam pola pengasuhan dan cara berinteraksi dengan anak.
“Pertama, selalu berbicara dengan tenang. Tidak berteriak atau mengeluarkan nada tinggi,” terang perempuan yang pernah aktif di Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) PBNU 2015-2021 pada bidang perlindungan perempuan dan anak itu.
Sikap seperti itu, sambungnya, diperintahkan oleh Rasulullah saw bahwa setiap orang tua wajib memuliakan anak-anaknya karena anak-anak adalah anugerah sekaligus amanah dari Allah.
“Memuliakan anak-anak bukan berarti memanjakan mereka, tapi dengan menanamkan etika dan dan norma-norma moral kepada anak-anaknya,” tutur perempuan kelahiran Garut 8 November 1985 itu.
Dalam mendidik anak tentunya diperlukan kesabaran yang berlipat. Sebab, lanjut Ai, setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Rasulullah juga menekankan bahwa kekuatan mental lebih penting daripada kekuatan jasmani.
“Artinya, anak akan mencontoh apa yang orang tuanya lakukan. Untuk itu, usahakan selalu bersikap sopan santun dan lemah lembut kepada orang di sekeliling. Dengan demikian anak akan mencontohnya,” jelasnya.
Ai juga menyinggung soal tata krama di era digital, saat ini. Menurutnya, penting mengajarkan anak untuk tidak menggunakan gawai (gadget) saat berbicara atau bertemu orang lain.
“Di era gadget ini, mengingatkan anak-anak untuk tidak bermain gadget saat orang lain berbicara adalah hal penting dalam etika sopan santun,” ungkap alumnus Pondok Pesantren Cintawana Tasikmalaya itu.
Caranya, sambung dia, orang tua memberikan contoh untuk tidak menggunakan gadget saat sedang berbicara dengan anak atau saat makan bersama di atas meja.
“Kembali lagi, teladan pertama anak itu kan orang tua. Anak akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya,” katanya.
“Nasihat dan penjelasan tetap harus dilakukan, tapi keteladanan tak bisa ditinggalkan,” pungkasnya.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi