Nasional

Cara Shalat Gerhana Bulan Sendirian Malam Ini

Ahad, 7 September 2025 | 07:00 WIB

Cara Shalat Gerhana Bulan Sendirian Malam Ini

Ilustrasi shalat gerhana bulan sendirian. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Ahad (7/9/2025) malam ini, masyarakat di seluruh Indonesia dapat menyaksikan fenomena langit gerhana bulan total. Umat Islam dalam hal ini sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana bulan.


Shalat gerhana bulan disunnahkan dilaksanakan secara berjamaah. Namun, umat Islam juga dapat menunaikannya secara sendirian (munfarid). Hal ini sebagaimana dijelaskan Ustadz Alhafiz Kurniawan dalam artikelnya berjudul Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Sendirian yang dikutip NU Online pada Ahad (7/9/2025).


"Shalat sunah gerhana bulan cukup dikerjakan sendiri di rumah masing-masing. Pendapat ini dipegang oleh Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki," jelasnya.


Dalam kitab Ibanatul Ahkam, Syarah Bulughul Maram, Syekh Hasan Sulaiman Nuri dan Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki menyebutkan tata cara shalat gerhana bulan menurut Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki.


"Kalangan Hanafi mengatakan, shalat gerhana bulan itu berjumlah dua rakaat dengan satu rukuk pada setiap rakaatnya sebagai shalat sunah lain pada lazimnya, dan dikerjakan secara sendiri-sendiri. Pasalnya, gerhana bulan terjadi berkali-kali di masa Rasulullah saw tetapi tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa Rasul mengumpulkan orang banyak, tetapi beribadah sendiri. Kalangan Maliki menganjurkan shalat sunah dua rakaat karena fenomena gerhana bulan dengan bacaan jahar (lantang) dengan sekali rukuk pada setiap kali rakaat seperti shalat sunah pada lazimnya, dikerjakan sendiri-sendiri di rumah. Shalat itu dilakukan secara berulang-ulang sampai gerhana bulan selesai, lenyap, atau terbit fajar. Kalangan Maliki menyatakan makruh shalat gerhana bulan di masjid baik berjamaah maupun secara sendiri-sendiri."


Adapun niat shalat gerhana bulan sendirian adalah sebagai berikut.


أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى


Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.


Artinya, “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat karena Allah SWT.”


Adapun secara teknis, shalat sunah gerhana bulan sendirian menurut Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki adalah sebagai berikut

  1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.
  2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
  3. Baca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Al-Quran dengan jahar (lantang).
  4. Rukuk.
  5. Itidal.
  6. Sujud pertama.
  7. Duduk di antara dua sujud.
  8. Sujud kedua.
  9. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
  10. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Durasi pengerjaan rakaat kedua lebih pendek daripada pengerjaan rakaat pertama.
  11. Salam.
  12. Istighfar dan doa.


Ustadz Alhafiz juga menyampaikan bahwa shalat gerhana bulan sendiri dapat dilakukan dengan kafiat ala Madzhab Syafi'i, yaitu dengan membaca dua Al-Fatihah, dua rukuk, dan dua kali i'tidal.


Lebih lanjut, Ustadz Alhafiz juga menyebut bahwa shalat sunah gerhana bulan dapat dikerjakan secara ringkas dengan hanya membaca Surat Al-Fatihah saja pada setiap rakaat tanpa surat pendek atau dengan surat pendek. 


"Ini lebih ringkas seperti keterangan Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I’anatut Thalibin," tulisnya.


Sebagai catatan, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) itu menegaskan bahwa anjuran shalat gerhana itu berlaku selama gerhana berlangsung.


"Selagi gerhana bulan berlangsung, maka kesunahan shalat sunah gerhana bulan tetap berlaku. Tidak ada batasan jumlah rakaat shalat gerhana bulan menurut Madzhab Maliki. Hanya saja shalat sunah gerhana bulan ini dikerjakan per dua rakaat. Demikian tata cara shalat gerhana bulan berdasarkan Madzhab Hanafi dan Madzhab Maliki," pungkasnya.


Adapun waktu gerhana bulan total pada Ahad (7/9/2025) malam hingga Senin (8/9/2025) dinihari adalah sebagai berikut.

 
  • Awal fase sebagian (awal gerhana): 7 September 2025 M pukul 23:27:01 WIB
  • Awal fase total: 8 September 2025 M pukul 00:30:40 WIB
  • Puncak gerhana: 8 September 2025 M pukul 01:11:43 WIB
  • Akhir fase total: 8 September 2025 M pukul 01:52:46 WIB    
  • Akhir fase sebagian (akhir gerhana): 8 September 2025 M pukul 02:56:25 WIB
  • Durasi: 3 jam 29 menit 24 detik