Solo, NU Online
Sehari sebelum digelar puncak Peringatan Haul Habib Ali Al-Habsyi di Masjid Riyadh Solo, tak jauh dari pusat lokasi acara, tepatnya di daerah Kampung Gurawan, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, diselenggarakan peringatan haul salah satu ulama yang dianggap sebagai salah satu waliyullah, Hasan bin Husain Al-Idrus, (9/2).
<>
Rangkaian acara diawali dengan khataman al-Qur’an, dilanjutkan pembacaan maulid simtuddurar, dzikir tahlil dan mauidoh hasanah yang disampaikan Habib Muhsin Al-Jufri.
Dalam ceramahnya, Habib Muhsin menjelaskan, mengikuti acara haul waliyullah merupakan salah satu dari bukti cinta kepada Allah swt. “Kecintaan kepada para kekasih Allah, juga menjadi tanda kecintaan kepada Allah swt. Begitu juga kepada al-Qur’an kalamullah, masjid baitullah, dan lain sebagainya,” tuturnya.
Habib Muhsin juga menyinggung persoalan yang banyak menimpa umat muslim. Menurutnya, banyak dari mereka yang ingin meniru para salafussalih (ulama salaf), tetapi hasilnya justru banyak yang berbanding jauh.
“Ada yang sering kita lupakan, ketika mengikuti amalan salafussalih. Mereka (salafussalih) membaca shalawat sekali shalawat bisa bertemu dengan Nabi Muhammad, kita baca seribu kali tapi tidak bisa. Terkadang kita hanya meniru amalannya, tapi tidak dengan niatnya. Kita tiru pakaian mereka, tapi hati kita tidak,” papar Habib Muhsin.
Hal tersebut, menurut Habib Muhsin, dikarenakan sifat munafik dan maksiat yang masih melekat pada diri seseorang. “Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat yang demikian. Jendaknya kita bentengi diri kita, bersama para ulama.Tapi ingat, harus yang benar-benar ulama,” tegasnya.
Acara yang dihadiri ribuan jamaah tersebut, ditutup dengan pembacaan doa. (Ajie Najmuddin/Mahbib)