Umat Islam perlu mengevaluasi serta memperkuat peran dakwah yang ramah dalam menawarkan ajaran Islam.
Jakarta, NU Online
Pengasuh Pesantren Salafiyah Safi'iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, KH R Azaim Ibrahimy mengatakan pentingnya mengetahui berita secara utuh. Selain itu, juga memilah beberapa berita yang mendekati nyata fakta dari sisi validitasnya. Jika kedua itu sudah dilakukan, baru menentukan bagaimana sikap kita.
Hal itu disampaikannya menanggapi pemberitaan media terkait Presiden Prancis Emmanuel Macron beberapa waktu. "Apabila kita menuntut alur saya sangat tertarik menceritakan apa adanya bagaimana awalnya dari tidak peduli, tertarik, kemudian belajar dan mencari informasi," katanya saat webinar Webinar Emmanuel Macron dan Islam di Prancis, Ahad (9/11) malam.
Menurutnya pernyataan Macron yang memicu kemarahan umat Islam, harus disadari pada kenyataannya ada oknum memperburuk Islam. Ia pun memaklumi reaksi umat Islam yang marah dan cemburu.
KH R Azaim Ibrahimy menjelaskan, bagaimana bahwa Allah cemburu sesuai dengan makna ke-Maha Sempurnaan Allah dan bentuk kecemburuan Allah SWT yaitu diharamkannya dosa-dosa besar.
Tetapi atas dasar apa kecemburuan dan kemarahan sehingga tetap pada arahan dan bimbingan agama. Ia mengatakan yakin bahwa radikalisme dilahirkan oleh kaum kafir untuk masuk berargumentasi secara kuat menyerang negara-negara Islam.
"Hari ini lahir Islamphobia turunan dari polemik lama ketika radikal disusupkan. Maka dari itu Islam yang santun dibawa ole para sufi. Dakwah mereka lebih tepat dan memiliki pengaruh yang besar," tegasnya.
Ia mengajak semua umat Islam untuk sama-sama mengevaluasi serta memperkuat peran dakwah dalam menawarkan ajaran Islam. "Maka PR kita ke depan yaitu bagaimana kemudian umat Islam di Prancis bersama-sama mengevaluasi pola kehidupan peran dakwahnya, tawar-menawar posisi dalam bermasyarakat, dan tidak salah apabila kita menawarkan ajaran agama Islam," ungkapnya.
Hal itu agar ada perbaikan dan prinsip baru hingga tercipta Islam yang damai, yang kuat mengakar, bahkan memasuki rongga kehidupan seluruhnya.
Kontributor: Endang Agiestian
Editor: Kendi Setiawan