Jakarta, NU Online
Akhir-akhir ini, tema-tema kebangsaan menjadi wacana yang ramai diperbincangkan. Berbagai seminar kebangsaan diselenggarakan di banyak tempat untuk menjaga komitmen kebangsaan warga Indonesia.
Meningkatnya pembahasan kebangsaan karena ada sebagian kelompok yang merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menginginkan Indonesia menjadi negara yang berbasis agama.
Berbagai tokoh nasional, seperti Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj sangat vokal dalam menjaga keutuhan NKRI. Bahkan dalam banyak kesempatan, Kiai Said sering menyampaikan tentang kecintaaan kepada tanah air, hubbul wathon minal Iman (nasionalisme bagian dari iman).
KH Ahmad Muwafiq dari Sleman, Yogyakarta juga tidak kalah vokal kalau bicara tentang komitmen kebangsaan. Menurutnya, komitmen kebangsaan memang harus di jaga, tapi dalam dengan cara yang beragam dan sesuai kapasitasnya.
"Saya akan membangun komitmen kebangsaan dari sisi ulama," katanya kepada NU Online beberapa hari lalu di Jakarta Timur.
Kiai yang berambut gondrong ini memaparkan tentang cara negara-negara luar, seperti Malaysia dalam membangun komitmen kebangsaan warganya, khususnya terhadap generasi muda.
"Malaysia contoh membangun komitmen kebangsaan. Anak-anak kecil diajarkan pewaris Malaysia masa depan kan si Upin-Ipin, dia diajarkan komitmen kebangsaan, dia harus berkenalan dengan India, maka dibikinkan tokoh Jarjit Singh. Dia berkomitmen kebangsaan dengan anak-anak China, maka dibikin tokoh dengan nama Mei Mei. Dia harus berkomitmen dengan anak-anak Indonesia, maka dibikin tokoh Susanti," katanya mencontohkan.
Tidak berhenti di Malaysia, kiai yang akrab disapa Gus Muwafiq ini juga menjelaskan tentang cara Amerika Serikat membangun komitmen kebangsaannya kepada generasi penerusnya.
"Membangun komitmen dengan cara membikin film dengan tokoh Rambo. Amerika kebangsaannya tidak boleh kalah dengan China karena tidak punya spiritualitas, dia pasti akan mengambil spiritualitas China dengan cepat agar anak-anak Amerika tidak malu ketika ngambil. Bikinkan American Saolin, American Kungfu, American Ninja, bahkan film terakhir Samurai, tokohnya berasal dari Amerika, Tom Cruise," jelasnya.
Begitu juga negara Jepang membuat film dalam upaya komitmen kebangsaan. Negara yang mendapat julukan matahari terbit ini membuat film Samurai X agar tidak lagi terjadi pembantaian rezim Tokugawa oleh restorasi Meiji.
"Agar anak-anak muda tidak malu dan tidak mengulangi itu. Bikinkan komitmen kebangsaan yang sederhana, bikinkan film Samurai X," ujarnya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)