Di Hadapan Dewan Eksekutif WHO, Menlu RI: Israel Ubah Gaza Jadi Neraka
Senin, 11 Desember 2023 | 09:00 WIB
Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi saat berpidato di salah satu sidang PBB terkait perang Palestina dan Israel. (Foto: kemlu.go.id)
Jakarta, NU Online
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan keprihatinan mendalam terkait situasi humaniter di Gaza, Palestina yang kian memburuk. Ia bahkan menilai Israel telah mengubah Gaza seperti Neraka.
Hal itu diungkapkannya saat menghadiri pertemuan khusus Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss untuk membahas situasi Gaza. Dewan Eksekutif WHO adalah organ eksekutif WHO di bawah Majelis Kesehatan Dunia yang beranggotakan 34 negara.
"Israel telah mengubah Gaza menjadi seperti neraka. Jumlah orang yang meninggal terus meningkat," kata Menlu dalam keterangan persnya, disiarkan di kanal YouTube Kemlu pada Senin (11/12/2023).
Retno juga menyoroti situasi fasilitas kesehatan di Gaza sangat memprihatinkan. Ia menyebut, dari 36 rumah sakit, hanya 13 yang masih beroperasi dan semuanya kelebihan kapasitas hingga 2-3 kali lipat.
Ia menutur, 71 persen fasilitas pelayanan kesehatan di Gaza tidak berfungsi. Perlengkapan medis, obat-obatan, makanan, air bersih, bensin hingga listrik juga semakin terbatas.
Sementara itu, ratusan pekerja medis telah terbunuh oleh militer Israel. Mengutip data WHO, penyebaran penyakit menular semakin tinggi dengan hampir 130 ribu kasus infeksi pernafasan akut, lebih dari 94 ribu kasus diare, hingga lebih dari 2700 kasus chickenpox.
"Pertemuan kali ini tidak hanya dihadiri oleh anggota Executive Board, namun juga negara non anggota yang memiliki kepedulian terhadap isu, yaitu situasi di Gaza," kata Retno.
Oleh karena itu, ia menilai penting bagi Indonesia untuk hadir agar dapat langsung berkontribusi, mendesak pentingnya perbaikan fasilitas kesehatan, perlindungan terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan, termasuk fasilitas kesehatan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
"Rumah Sakit mengalami gempuran hebat, termasuk RS Indonesia yang dipaksa berhenti beroperasi pada 16 November lalu," tuturnya.
Ia juga menyoroti perintah Israel Defence Force (IDF) untuk memindahkan suplai medis dari Khan Younis ke gudang yang lebih kecil di Rafah. Menurutnya, hal itu merupakan pelanggaran berat hukum internasional dan hak asasi manusia.
"Saya juga menjelaskan bahwa Indonesia telah menjadi co-sponsor resolusi mengenai Kondisi Kesehatan di Daerah Pendudukan Palestina, termasuk Jerusalem Timur atau Resolution on Health Condition in the Occupied Palestine Territory, including East Jerusalem," ucap dia.