Diangkat Sebagai Menteri PPPA, Arifa Bersemangat karena Naluri Keibuannya
Senin, 21 Oktober 2024 | 20:00 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi saat mengunjungi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta pada Senin (21/10/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Setelah dilantik, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengunjungi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta pada Senin (21/10/2024). Kunjungan itu dilakukan dengan maksud untuk sowan dan meminta doa restu ke Rais Aam PBNU KH Miftachul Achyar.
Arifa mengaku bersemangat ketika mendapatkan amanat sebagai Menteri PPPA karena naluri keibuan yang dimilikinya. Sebab, ia juga bergerak dalam bidang persoalan anak-anak dan ibu-ibu.
"Saya jadi semangat karena naluri keibuan mungkin begitu saya diminta untuk menjadi Menteri di Pemberdayaaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Jadi saya tergerak bagaimana persoalan-persoalan yang selama ini menimpa anak-anak, ibu-ibu yang secara ekonomi terpinggirkan dan bagaimana kita bisa menguatkannya," jelasnya.
Sebagai kader NU yang diberikan kepercayaan oleh Presiden Prabowo Subianto, ia mengatakan akan berkerja dengan sebaik-baiknya dan secara maksimal untuk kepentingan umat.
"Karena saya mendapat amanah, maka harus bekerja sebaik-baiknya, bekerja secara maksimal yang bisa manfaat pada kemaslahatan umat," ungkapnya.
Arifa mengaku mendapatkan pesan khusus dari Rais Aam PBNU Kiai Miftach yang menjelaskan bahwa bukan hanya kiai yang berpengaruh dalam pesantren, tetapi ibu nyai juga memegang peranan penting pada kekuatan di pesantren.
"Rais Aam berpesan kekuatan pesantren itu ada di bu nyainya. Namun sekarang bu nyainya tidak pernah tampil memang, tapi sebetulnya kekuatan itu ada di bu nyai, karena bu nyai yang memanage atau mengatur semua yang di pesantren. Memang yang bagian keluarnya itu pak kiai," ujarnya.
"Artinya bahwa perempuan itu tetap punya peran yang luar biasa di dalam peran keluarga," ucap Arifa mengenai pesan Kiai Miftach.
Ketika ditanyakan tentang fokus dalam 100 hari pertama sebagai Menteri PPPA, Arifa menyebutkan ia merujuk pada tujuan Indonesia yang akan menjadi generasi emas 2045.
"Pastinya kita akan merujuk pada generasi emas di tahun 2045 kalo secara khusus kita akan memaksimalkan hak-hak yang menjadi haknya anak-anak Indonesia,"
Tujuan Arifa juga sejalan dengan Presiden Prabowo Subianto, Presiden berpesan untuk memaksimalkan anak-anak yang akan menjadikan Indonesia emas pada tahun 2045.
"Untuk generasi emas 2045 bagaimana kita bisa memaksimalkan agar anak-anak Indonesia lebih baik di masa yang akan datang," tuturnya.