Nasional

Didukung Gus Sholah, Pak Dur Siap Pimpin NU Jatim

Rabu, 1 Mei 2013 | 03:38 WIB

Jombang, NU Online
Teka-teki siapa yang akan maju sebagai kandidat Ketua PWNU Jatim mulai beredar. Ini mengindikasikan bahwa semakin banyak pilihan untuk menentukan kader terbaik.<>

Seperti yang mengemuka di beberapa media, ada sejumlah nama yang telah siap bersaing pada Konferesi Wilayah NU Jawa Timur mendatang, khususnya untuk jabatan calon ketua tanfidziyah.  Beberapa bahkan telah melakukan komunikasi intensif dengan pemilik hal suara, yakni Pengurus Cabang NU di kabupaten dan kota.

Yang lumayan serius itu adalah Kiai Haji Abdurrahman Utsman atau yang lebih akrab dipanggil Pak Dur. Mantan Ketua PCNU Jombang ini mengatakan bahwa hampir semua PCNU se Jatim telah didatangi. “Dan jawaban mereka juga beragam,” katanya saat dijumpai di kediamannya di Jombang pagi tadi (1/5).

Sejumlah PCNU telah memberikan jawaban atas silaturahim tersebut. “Ada yang mendukung langsung pencalonan saya,” lanjutnya.  Ada juga PCNU yang masih menunggu perkembangan. “Dan ada juga yang masih akan membawa agenda tersebut pada rapat internal pengurus harian,” kata mantan anggota DPRD Jatim ini. 

Bagi Pak Dur, apa yang telah dilakukannya dengan mendatangi PCNU se Jatim sebagai bagian dari kesungguhan dirinya untuk meyakinkan mereka. “Ini juga amanah dari pesan KH Shalahuddin Wahid atau Gus Sholah yang berpesan kepada saya untuk bekerja keras,” tandasnya. 

Rupanya Gus Sholah yang juga  Pengasuh Pesantren Tebuireng ini merestui keinginan Pak Dur untuk maju sebagai Ketua PWNU Jatim. “Kerja keras itu bisa dimaknai dengan melakukan silaturahim ke sejumlah PCNU,” katanya. Dan Gus Sholah juga tidak keberatan kalau namanya disertakan pada kegiatan silaturahim ke para kiai dan pengurus PCNU tersebut. 

Cucu Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari ini juga menitipkan beberapa pesan kepadanya.  “Pertama, saya harus bisa melakukan pembenahan internal NU,” katanya. “Yang kedua, jangan menjadikan NU sebagai alat transaksional,” lanjutnya. Yang ketiga, mengakomodir para inteklektual dalam kepengurusan NU dan yang juga tidak kalah penting adalah meneguhkan Khittah NU. 

“Saya berharap bisa melakukan yang terbaik bagi NU Jawa Timur,” katanya. Yang juga tidak bisa dielakkan adalah kontrol dan kendali dari para kiai serta ulama di level kepengurusan syuriyah.  “Karena pada hakikatnya ketua tanfidziyah hanya melaksanakan amanah konferwil dengan pengawasan ketat rais dan jajaran syuriyah,” terangnya.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Syaifullah


Terkait