Dinyatakan Gugur sebagai Anggota PKB, Gus Yaqut: Saya Belum Terima Surat Pemecatan
Rabu, 21 Agustus 2024 | 20:18 WIB
Jakarta, NU Online
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan tak akan mengundang Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dan Lukman Edy dalam Muktamar PKB di Bali, pada 24-25 Agustus 2024.
Waketum PKB Hanif Dhakiri mengatakan bahwa Gus Yaqut, Gus Yahya, dan Lukman Edy tak diundang ke Muktamar Bali karena keanggotaan mereka telah dinyatakan gugur alias dikeluarkan atau dipecat.
"Pak Effendy Choirie pasti nggak diundang karena pengurus partai lain. Pak Yahya, Pak Lukman, dan Pak Yaqut keanggotaannya otomatis gugur. Kan sudah kampanye partai lain dan bahkan menyerang dan merusak kehormatan partai di publik," kata Hanif, sebagaimana dilihat NU Online dalam unggahan Instagram @voiceofpkb.
Merespons hal itu, Gus Yaqut mengaku justru baru mengetahui kabar pemecatan ini dari para wartawan yang mengonfirmasinya pada Selasa (20/8/2024). Ia tak tahu pasti soal pemecatan karena memang tak ada surat dari PKB.
"Pecat dari apa? Tidak ada surat kepada saya. Lho, ini kok tiba-tiba mau muktamar main pecat. Dagelan saja. Memang sampai sekarang tidak ada undangan menghadiri muktamar. Tapi sampai detik ini saya masih anggota PKB," tegas Gus Yaqut kepada wartawan di Jakarta, Selasa (20/8/2024).
Gus Yaqut mengatakan, terkait pemberhentian seseorang dari keanggotaan PKB telah diatur jelas dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).
Dalam aturan tersebut, ketua umum partai tak bisa seenaknya memecat anggotanya karena harus melalui prosedur seperti keputusan bersama DPP PKB. Dalam prosesnya, DPP PKB perlu mengundang kader bersangkutan untuk melakukan klarifikasi.
"Lha ini undangan tak pernah ada, tabayyun apalagi? Kapan saya kampanye untuk partai lain? Aneh. Lha kok tiba-tiba beri pernyataan tentang pemecatan. Aneh sekali," terang Gus Yaqut yang dalam kepengurusan DPP PKB Periode 2019-2024 dipercaya sebagai Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan.
Gus Yaqut menilai, PKB adalah partai besar yang dilahirkan dari ijtihad para kiai NU serta berprinsip terbuka, modern dan kritis. Dengan prinsip tersebut, seharusnya PKB benar-benar mewujud menjadi partai yang inklusif sekaligus membuka ruang kritis bagi para kader-kadernya. Ia optimistis bahwa dengan cara demikian, PKB akan semakin kokoh dan tidak melenceng dari rel perjuangan.
"Kesadaran bahwa PKB adalah milik bersama ini harus dikuatkan. Bukan malah kemunduran, dengan main pecat kader," tandasnya.