Nasional

Era Disrupsi, Mahasiswa Butuh Motivasi, Komunikasi, dan Bimbingan Konseling

Selasa, 1 Oktober 2019 | 19:30 WIB

Era Disrupsi, Mahasiswa Butuh Motivasi, Komunikasi, dan Bimbingan Konseling

Annual International Conference of Islamic Studies (AICIS) 2019 di Hotel Mercure Batavia, Jakarta, Selasa (1/10). (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)

Jakarta, NU Online
Zaman disrupsi saat ini bergerak begitu cepat. Tak ayal, target kuliah bagi akademisi, baik mahasiswa dan dosen, harus tercapai dengan baik dan tepat waktu. Namun, di tengah aktivitas itu dalam pengejaran target, perlu adanya spiritual imun.
 
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Faizah Binti Awad mengungkapkan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam diskusi perdana pada Annual International Conference of Islamic Studies (AICIS) 2019 di Hotel Mercure Batavia, Jakarta, Selasa (1/10).
 
Menurutnya, ada tiga imunitas yang harus diberikan oleh pengajar kepada mahasiswanya. Imun pertama adalah motivasi. "Mahasiswa membutuhkan motivasi," katanya dalam konferensi bertema Digital Islam, Education and Youth: Changing Landscape of Indonesian Islam.
 
Kedua, spiritual imun yang harus diberikan kepada mahasiswa adalah komunikasi. Sebab, hal tersebut tak jarang menjadi penghambat dalam proses pembelajaran. Ia mencontohkan perihal larangan mahasiswi menggunakan cadar di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Namun, sebagian menuntut hal tersebut karena memahami pelarangannya di seluruh lingkungan kampus.
 
Namun, setelah peraturan tersebut kembali disosialisasikan dengan baik kepada seluruh mahasiswa, mereka bisa menerimanya. "Mereka bisa terima setelah sosialisasi. Komunikasi penting untuk mengejar dunia digital ini," ujarnya.
 
Hal yang tak kalah penting sebagai spiritual imun adalah bimbingan konseling. Faizah mengatakan merasakan betul mendapatkan dukungan dari mahasiwa yang pernah mendapatkan bimbingan konselingnya di tengah perundungan yang datang ke arahnya dari berbagai sudut.
 
Hal itu, katanya, bukan sekadar hanya karena ia sebagai seorang yang memiliki latar belakang akademik di bimbingan konseling, namun ia menjelaskan bahwa manusia pada dasarnya baik, lingkunganlah yang membuatnya menjadi buruk. Oleh karena itu, bimbingan konseling menurutnya penting.
 
Ia juga menyampaikan bahwa dunia digital harus dihadapi dengan frame akhlak agar tetap berjalan pada koridornya.
 
Kegiatan yang dipandu oleh Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Arskal Salim ini juga menghadirkan para perempuan pemimpin Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) lainnya, seperti Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amani Burhanuddin Umar Lubis, Rektor IAIN Bukit Tinggi Ridha Ahida, Rektor IAIN Metro Lampung Enizar, Rektor IAIN Ponorogo S Maryam Yusuf, dan Ketua STAIN Tengku Dirundeng Meulaboh Inayatillah.
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan