Faedah dan Pentingnya Khusyuk menurut KH Agoes Ali Masyhuri
Selasa, 6 September 2022 | 22:30 WIB
Jakarta, NU Online
Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali) mengungkapkan faedah dan pentingnya khusyuk. Menurutnya, khusyuk yang ada di surat Al-Mukminun bukan sekedar ibadah. Tapi, juga memiliki faedah nyata.
“Yakni dalam mengobati berbagai penyakit dan memberikan kepada seseorang energi baru yang besar. Seperti hipertensi, gangguan jantung, dan apapun penyakitnya bisa disentuh dengan pendekatan khusyuk di dalam shalat. Asal shalatnya juga diilmuni, dihayati, penuh konsentrasi,” paparnya dalam YouTube NU Online, Senin (5/9/2022).
Menurut Gus Ali, saat seseorang dalam kondisi khusyuk, otak akan memiliki frekuensi yang sangat rendah. Ini akan memberikan efek rileks santai pada otak, dan sangat membantu dalam memperbaiki kerusakan yang terjadi akibat sakit atau gangguan jiwa.
“Akhir-akhir ini banyak yang terkena penyakit susah tidur. Hanya bisa tidur kalau minum obat penenang. Padahal obat penenang harus memakai resep dokter. Sebab, kalo tidak hati-hati bisa menimbulkan kematian. Sudah memejamkan mata, tapi otak dan hati masih terus berkerja. Akhirnya menjad stres ringan,” ujarnya.
Ia menambahkan, orang kalau sudah stres akan mudah curiga dan tidak percaya kepada orang lain. Orang kalau khusyuk, gelombang yang dia keluarkan akan rendah, sehingga otak akan rileks dan santai.
Pengasuh Pesantren Bumi Shalawat Lebo, Sidoarjo, Jatim ini juga menjelaskan bahwa khusyuk berasal dari tiga huruf, yakni kha', syin, ain, adalah satu sumber yang menunjukkan pada makna tunduk dan merendah.
“Tunduk dan merendah ada wilayahnya hati, bukan pundak. Para ulama berselisih dalam memaknai kata khusyuk. Ibnu Abbas memaknai khusyuk dengan tenang dan merendahkan diri. Al-Hasan al-Basith menafsirkan khusyuk dengan takut,” terangnya.
Baca Juga
Mengapa Harus Khusyuk dalam Shalat?
Gus Ali juga menyampaikan bahwa Muqatil memaknai khusyuk adalah orang-orang yang merendahkan hati atau tawadhu'. Sedangkan Mujahid berkata bahwa khusyuk adalah menundukkan pandangan dan merendahkan suara.
“Maka, kalau shalat pandangan jangan ke mana-mana. Harus fokus. Pandangannya tujukan pada tempat yang mau digunakan sujud,” pungkas Gus Ali.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori