Nasional

Fahmina Siapkan Ahli Restorasi Naskah Kuna

Selasa, 8 Mei 2012 | 05:08 WIB

Cirebon, NU Online

Institut Studi Islam Fahmina Cirebon (ISIF) telah mengadakan workshop restorasi naskah kuna di Keraton Cirebon, tanggal 3-4 Mei. Acara terselenggara berkat kerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), Pusat Studi Budaya dan Manuskrip (PSBM) Cirebon, dan Universitas Leipzig Jerman.
<>

Peserta workshop berjumlah 25 orang. Mereka datang dari kerator Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan, dan Keprabonan, baik yang tinggal di kraton maupun di sekitar kraton. Acara ini juga diikuti oleh akademisi dari ISIF, serta praktisi dari arsip daerah kabupaten Cirebon. 

Pantia workshop Mahrus el Mawa mengatakan workshop tersebut diadakan untuk menyiapkan para ahli restorasi naskah kuno di Cirebon, baik pemilik naskah kraton maupun pemilik naskah di masyarakat. 

“Kami ingin menjaga naskah kuna dari kerusakan fisik, sehingga naskah itu dapat dimanfaatkan oleh pemilik naskah, pemerhati khazanah kebudayaan ataupun para pengkaji naskah, serta sejarawan sebagai bukti autentik dari adanya peradaban masa lalu,” terang Mahrus yang juga pengajar ISIF.

Dikatakannya, workshop ini merupakan langkah awal dari ikhtiar bersama yang lebih luas dalam rangka pembuatan katalog naskah di Cirebon.

“Cirebon ingin menyusul Aceh, Minangkabau, Ali Hasjmy dan Tanoh Abe yang telah memiliki katalog naskah kuna," sambung Mahrus yang juga mahasiswa Doktoral di bidang pernaskahan.

Kegiatan workshop restorasi naskah kuna tersebut merupakan kali pertama dilaksanakan di Cirebon. Selama ini, restorasi dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi di lingkungan birokrasi pemerintahan seperti Perpustakaan Nasional ataupun Arsip Nasional, tanpa pelibatan pemilik naskah atau masyarakat. 

Materi workshop dimulai dari membersihkan tiap lembar kertas naskah kuno, menempel kertas berlubang di tengah naskah, sampai dengan penjilidannya. Teori restorasi secara singkat disampaikan hanya setengah hari pada tanggal 3 Mei. Dan pada akhir workshop, terdapat kesepakatan untuk aktualisasi hasil workshop tersebut, yaitu menentukan prioritas program restorasi di kraton Kacirebonan. 

Rektor ISIF, Prof. Dr. KH. Chozin Nasucha berharap semoga kegiatan semacam ini dapat menjadi perekat para akademisi, terutama dari ISIF dengan pemilik naskah sebagai salah satu pemegang khazanah peradaban Islam Cirebon masa lalu. 


Terkait