Nasional

Fasilitas Kampung Jimpitan Didesain Ramah Anak hingga Lansia

Rabu, 12 Februari 2025 | 10:00 WIB

Fasilitas Kampung Jimpitan Didesain Ramah Anak hingga Lansia

Kunjungan Menteri dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Choiri Fauzi (kanan) dan Veronica Tan (kiri) di Kampung Jimpitan Batujaya, Batuceper, Tangerang, Banten pada Selasa (11/2/2025). (Foto: NU Online/Rikhul Jannah)

Jakarta, NU Online

Kampung Jimpitan Kompak Berbagi Berkah (KB2) menyediakan sejumlah fasilitas dengan desain ramah bagi semua usia, baik untuk anak-anak hingga lansia.


“Fasilitas di sini lengkap untuk semua usia, ada untuk anak-anak, para pemuda, ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan lansia pun ada,” ujar Ketua Rukun Warga (RW) Slamet Hariyanto dalam acara kunjungan lapangan lokasi pilot project Rumah Bersama Indonesia di Batujaya, Batuceper, Tangerang, Banten pada Selasa (11/2/2025).


Hariyanto menyampaikan bahwa fasilitas bagi anak-anak hingga pemuda untuk belajar di antaranya ruang bermain anak-anak, perpustakaan, pojok baca digital, sarana olahraga, dan kegiatan seni budaya seperti story telling, pelatihan seni budaya, serta pelatihan bela diri.


Ia menambahkan bahwa terdapat fasilitas bagi masyarakat untuk meningkatkan keterampilan melalui urban farming, pelatihan wirausaha, pembinaan UMKM lokal, peningkatan kualitas hidup perempuan, pusat pembelajaran keluarga (PUSPAGA), perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat (PATBM), dan pelatihan keanekaragaman pangan.


“Kegiatan urban farming di kampung ini yaitu ada pengelolaan sampah yang organik jadi karya seni yang diolah pemuda, ada juga fermentasi dan pengkomposan pakai maggot, ada juga budidaya ikan dalam ember, ada sayur-sayuran juga, pakcoy, kangkung, cabai, oyong,” katanya


“Kompos (dari maggot) untuk tanaman tadi (sayur-sayuran), maggotnya sendiri kadang kami berikan ke ikan lelenya,” tambahnya.


Hariyanto menyampaikan bahwa kegiatan-kegiatan yang ada di Kampung Jimpitan KB2 saling terintegrasi satu sama lain dan terdapat pula kegiatan untuk lansia.


“Di sini, kami juga menyediakan sekolah lansia bagi nenek-nenek dan kakek-kakek, yang kegiatannya seperti senam bersamam di pagi hari, ada pengajian rutin, ada pembinaan untuk mengelola emosi,” katanya.


Ia menyampaikan bahwa terdapat 1.000-an penduduk di kampung Jimpitan KB2 yang berasal dari berbagai agama dan latar belakang.


“Di kampung Jimpitan itu warganya ada yang berasal dari Aceh, Sumatra, Jawa, Maluku juga ada. Agamanya juga beragam Islam ada, Katolik ada, Kristen ada,” ucapnya.


Penamaan jimpitan di kampung tersebut, menurut Hariyanto, berasal dari tradisi pengumpulan uang zaman dahulu secara sukarela yang dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan membantu kesejahteraan kampung secara gotong-royong.


“Jimpitan ini kami artikan mengambil uang dari wadah kecil di depan rumah atau jimpit uang, warga memberikan uang paling kecil Rp500 dan itu setiap hari. Jadi setiap sore hari akan dikumpulkan untuk pembangunan ini (Kampung Jimpitan KB2),” katanya.


Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Choiri Fauzi mengapresiasi adanya sekolah lansia yang diadakan di Kampung Jimpitan KB2.


“Sekolah lansia ini mengajak mereka yang sudah lansia untuk semangat, termotivasi melakukan hal-hal terbaik karena kalau lansia merasa sudah tidak bisa apa-apa ternyata tidak,” ujar Arifah.


“Mereka bisa melakukan banyak hal, misalkan bagaimana mengasuh cucunya dengan pola asuh yang baik ketika anaknya pergi atau bekerja, ada senam, ada pengajian supaya para lansia ini semangat untuk melakukan hal yang terbaik,” lanjutnya.