Festival Beda Setara, Cara Jaringan Gusdurian Peringati Hari Toleransi Internasional
Ahad, 19 November 2023 | 17:00 WIB
Para tokoh lintas iman di atas panggung Festival Beda Setara sedang membacakan doa bersama. (Foto: NU Online Jateng/Abdul Mujib)
Jakarta, NU Online
Jaringan Gusdurian menggelar Festival Beda Setara di Kampoeng Mataraman Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta pada Jumat (17/11/2023). Acara Festival Beda Setara ini menjadi cara Jaringan Gusdurian untuk memperingati Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 16 November.
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid menyampaikan orasi kebangsaan dalam acara Festival Beda Setara itu. Ia menegaskan bahwa Jaringan Gusdurian didirikan bukan untuk kepentingan politik praktis, tetapi untuk cita-cita kemerdekaan dan nilai luhur bangsa.
"Karena bagi Gusdurian, bangsa ini jauh lebih penting daripada siapa yang memenangi pertarungan kekuasaan," tegasnya, sebagaimana dikutip NU Online Jateng.
Alissa mengingatkan para Penggerak Gusdurian se-Indonesia agar ketika mau memilih pemimpin bangsa maka pilihlah dari hati nurani masing-masing. Selain itu, pilihlah yang bisa membawa dan menjaga Indonesia menjadi rumah bersama.
"Perbedaan antarmanusia adalah sebuah keniscayaan maka dari itu kita harus saling menghormati satu sama lainnya," ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian Jay Ahmad mengatakan bahwa rasa toleransi menjadi sesuatu yang harus ada bagi masyarakat Indonesia, karena Indonesia berdiri disebabkan oleh keberagaman.
"Maka ketika keberagaman itu bagian dari Indonesia, toleransi adalah keniscayaan," ujar Jay.
Jay menekankan, sebagai masyarakat Indonesia haruslah mampu membuat jembatan atau mulai menghapuskan rasa intoleransi yang masih ada di antara masyarakat. Ia juga mengatakan, peringatan Hari Toleransi Internasional dilaksanakan di berbagai kota oleh komunitas Gusdurian se-Indonesia.
"Selain Festival Beda Setara ini, peringatan Hari Toleransi Internasional juga diadakan di berbagai komunitas Gusdurian di seluruh Indonesia," terangnya.
Festival Beda Setara dihadiri juga oleh Duta Besar Belanda untuk Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan Bea Ten Tusscher. Ia mengaku sangat kagum dengan kegiatan festival yang dihelat Gusdurian. Ia menyebut sikap menghargai dan toleransi menjadi ciri khas orang indonesia.
"Ini sifat-sifat khas Indonesia dan tidak akan pernah dimiliki oleh orang lain dan akan selalu milik orang Indonesia," ucapnya.
Untuk diketahui, Festival Beda Setara ini menampilkan berbagai kesenian dan kebudayaan daerah, mulai dari orkesta musik dari sanggar seni simpay, Jathilan Turangga Mudha Budaya Panggungharjo serta Flashmob dari Sanggar Kancil Art.
Para tokoh lintas iman turut hadir dalam acara ini. Mulai dari Islam, Katolik, Kristen Protestan, Budha, Hindu dan Konghucu. Mereka tampil untuk membaca doa lintas iman di atas panggung Festival Beda Setara.