Nasional

Forum ASEAN IIDC Angkat Sederet Topik Peradaban Masyarakat di Indo-Pasifik

Selasa, 1 Agustus 2023 | 16:00 WIB

Forum ASEAN IIDC Angkat Sederet Topik Peradaban Masyarakat di Indo-Pasifik

ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) yang diinisiasi PBNU. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online 

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginisiasi forum dialog antaragama dan antarbudaya di tingkat Asia Tenggara. Forum itu disebut ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) yang akan digelar di Hotel Ritz Carlton Jakarta, pada Senin, 7 Agustus 2023 mendatang. ASEAN IIDC merupakan bagian dari penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan digelar pada 5-7 September 2023 di Jakarta.


Ketua Panitia ASEAN IIDC Ahmad Suaedy menjelaskan, terdapat sejumlah agenda pembahasan dalam konferensi yang mengusung tema ASEAN Shared Civilizational Values: Building an Epicentrum of Harmony to Foster Peace, Security, and Prosperity.


Diskusi pertama akan mengangkat topik Menemukan dan menghidupkan kembali, prinsip persatuan dalam keragaman di ASEAN dan di seluruh Kawasan Indo-Pasifik dengan sub topik meliputi Bhineka Tunggal Ika and Pancasila, Historical processes that contributed to the collapse of the region’s ancient civilizational unity, dan ASEAN’s role in re-enlivening unity within diversity in Southeast Asia. Sesi ini rencananya akan diisi oleh sederet tokoh seperti Dr Timothy S Shah, Direktur Inisiatif Strategis Center for Shares Civilizational Values and Distinguished Research Scholar in Politics University of Dallas, Texas.


Kemudian, dilanjut pemaparan materi dari Bhante Sri Pannavaro, Ketua Sangha Theravada Indonesia; Teresita Cruz del Rosario, Peneliti Senior di Associate Initiative for the Study of Asian Catholics; dan Prof Hosen Nadirsyah, Dosen Senior Monash University Australia.


Pada sesi kedua, diskusi panel akan membahas topik terkait membangun konsensus masyarakat tentang nilai-nilai moral dan spiritual bersama melalui pendidikan agama, budaya, dan karakter, untuk mendorong keharmonisan sosial, perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan lingkungan di kawasan ASEAN melalui:

 
  1. Mendayagunakan kepemimpinan agama dan nilai-nilai luhur agama
  2. Membangun jembatan antara organisasi massa keagamaan dan budaya di seluruh ASEAN
  3. Peran pendidikan karakter dalam membantu pemuda ASEAN mengarungi tantangan modernitas dan globalisasi


Sesi ini akan diisi oleh Kepala Pusat Kajian Keamanan dan Perdamaian Dosen Senior di Departemen Sosiologi Universitas Gadjah Mada; Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, Nadiem Makarim; dan Prosesor Sosiologi National University of Singapore, Dr Syed Farid al-Attas. 


Pada sesi terakhir, diskusi panel akan membahas terkait “Gerakan untuk Nilai-Nilai Peradaban Bersama: Melestarikan dan memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang dibangun di atas etika universal dan nilai-nilai kemanusiaan” dengan sub topik:

 
  1. Memulihkan “konektivitas peradaban” antara Asia Selatan dan Tenggara
  2. Konektivitas antaragama dan antarbudaya global
  3. Dari ASEAN untuk dunia


Sesi ini akan dibawakan oleh H Muhammad Kholil, Penasihat Khusus Urusan Internasional Ketua Umum Pengurus Besar NU dan diisi oleh Sidharto Suryodipuro, Kementerian Luar Negeri Indonesia; Syaikh Salman Syed Chishty, Ketua Chishty Foundation Dargah Khawaja Saheb, Ajmer Sharif, India; Martinho G da Silva Gusmão, Penasihat Persaudaraan Manusia untuk
Presiden Timor-Leste; dan Suos Yara, Ketua Komisi Luar Negeri, Kerja sama Internasional, Informasi dan Media, Majelis Nasional Kerajaan Kamboja.