Gempa Cianjur Berulang dalam 20 Tahun, LPBINU Minta Huntap Dibangun Sesuai Potensi Bahaya
Senin, 5 Desember 2022 | 11:00 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sidik Mulyadi mengatakan bahwa gempa Cianjur merupakan bencana alam yang berpotensi terus berulang setiap dalam 20 tahun.
“Potensi kegempaan 20 tahunan menjadi perhatian warga masyarakat Cianjur untuk menghindari potensi gempa dan konstruksi tahan gempa dan penyiapan masyarakat yang tangguh bencana, karena Cianjur pernah mengalami gempa pada 10 Februari 1982 dan 12 Juli 2000,” kata Sidik dalam keterangannya kepada NU Online, Senin (5/12/2022).
Untuk itu, ia mendorong pembangunan hunian tetap (huntap) bagi korban bencana gempa bumi Kabupaten Cianjur menyesuaikan potensi bahaya.
“Semoga warga masyarakat bisa bersabar dan tawakal dalam menghadapi musibah gempa bumi tersebut,” ujar dia.
Berdasarkan hasil monitoring aktivitas gempa susulan dan survei lapangan yang dilakukan BMKG, Sidik menyebut bahwa keaktifan sumber gempa pada area sistem sesar Cimandiri meliputi wilayah Kecamatan Cugenang dan sebagian Kecamatan Pacet.
“Wilayah yang direkomendasikan direlokasi mencakup zona seismik aktif gempa susulan yang meliputi sebagian dari Kecamatan Cugenang yaitu Desa Ciputri, Pasir Sarongge, Galudra, Nyalindung, Sukamulya, Sarampad, Talaga, Salakawung, Cirumput, Cibulakan. Sedangkan di Kecamatan Pacet yaitu Desa Ciherang,” terangnya.
Berdasarkan hasil pemetaan tersebut, terdapat dua rekomendasi lokasi calon huntap bagi warga korban Cianjur, yaitu di Kecamatan Cilaku dan Kecamatan Mande.
“Berdasarkan rekomendasi dari BMKG, lokasi calon hunian tetap direkomendasikan di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, dan Desa Murnisari, Kecamatan Mande. Sedangkan untuk calon hunian tetap cipendawa tidak direkomendasikan,” ujar dia.
Seperti diketahui, gempa Cianjur dengan magnitudo.5,6 merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif di zona sistem sesar cimandiri. Episenter terletak pada zona sumber gempa sesar aktif yang belum terpetakan. Sesar cimandiri terdiri atas tiga segmen yaitu segmen cimandiri (selatan) sesar nyalindung-cibeber (tengah) dan segmen rajamandala (Utara).
Peta percepatan tanah maksimum atau peak ground acceleration (PGA) gempa bumi Cianjur pada Senin (21/11/2022) lalu meliputi Pacet, Cugenang, Cianjur, Warungkondang, Gekbrong, Cilaku, Karangtengah, sebagian wilayah Cilaku, Mande, sebagian wilayah Sukaluyu, dan sebagian wilayah Ciranjang.
Berdasarkan data dari BPBD Cianjur per Sabtu (3/11/2022), gempa Cianjur telah menelan korban jiwa 331 orang, luka-luka 593 orang, dalam pencarian 11 orang, dan pengungsi 114.683 orang.
“Masa tanggap darurat berlaku 30 hari, selanjutnya dilakukan jitupasna kemudian rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujar dia.
Ia menambahkan, relawan NU Peduli Cianjur dibantu oleh relawan seluruh Indonesia yang telah bergabung di Posko Cianjur di antaranya dari Jawa Tengah, Jawa Timur, D.IY, DKI Jakarta, Lampung, Palembang, dan beberapa kabupaten kota se-Jawa Barat.
NU Peduli, terangnya, merespons terhadap bencana dari awal masa tanggap darurat di beberapa cluster yaitu pencarian dan pertolongan bergabung dengan tim SAR di Cijedil, pemulasaraan jenazah, dan asesmen terhadap lembaga pendidikan dan sarana ibadah yang terdampak.
Selain itu, dilakukan pula pembuatan sanitasi dan mushala darurat, dapur umum, penyediaan layanan kesehatan, pembuatan shelter pengungsian, penerimaan dan penyaluran logistik kepada para penyintas di wilayah terdampak, serta pendampingan psikososial.
“Kami haturkan terima kasih kepada seluruh relawan se-Indonesia semoga langkah kita senantiasa diridhai Allah swt, Amiin,” pungkasnya.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syamsul Arifin