Nasional

GP Ansor Ajak Akademisi Luar Negeri Kolaborasi Atasi Problem Dunia dengan Cara Pandang Pancasila

Senin, 4 November 2024 | 19:00 WIB

GP Ansor Ajak Akademisi Luar Negeri Kolaborasi Atasi Problem Dunia dengan Cara Pandang Pancasila

GP Ansor saat menerima kunjungan akademisi luar negeri yang menjadi delegasi Konferensi Internasional Humanitarian Islam, Senin (11/4/2024). (Foto: dok. GP Ansor)

Jakarta, NU Online

Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor menerima kunjungan para sarjana dan akademisi luar negeri di Rumah Toleransi, Kantor PP GP Ansor, Jalan Kramat Raya 45, Jakarta Pusat, Senin (4/11/2024).


Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin mengajak para tamu, akademisi luar negeri itu, untuk merundingkan solusi atas masalah-masalah dunia.


Addin kemudian mempromosikan Pancasila sebagai perspektif dalam menjawab tantangan dan berbagai problem kehidupan dunia saat ini. Ia mengajak para akademisi luar negeri itu untuk berkolaborasi dalam mengatasi masalah internasional dengan cara pandang Pancasila.


"Agar kehidupan di Indonesia dengan Pancasilanya menjadi cara pandang dalam menyelesaikan problem-problem dunia, mari berinovasi dan mari berkolaborasi," ajaknya.


Lalu Addin menyebut Paus Fransiskus sebagai contoh. Ia menilai bahwa antusiasme masyarakat, terutama pemuda, sangat luar biasa saat menyambut kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia, beberapa waktu lalu.


Antusiasme itu terjadi karena masyarakat Indonesia menilai Paus Fransiskus, sebagai pemuka agama dan pejabat negara, mampu meredam konflik internasional sekaligus membumikan perdamaian.


"Bukan hanya sebagai pemimpin agama Katolik dan kepala negara Vatikan tapi sebagai salah satu tokoh yang bisa menggerakkan perdamaian dunia di tengah konflik yang terjadi saat ini," jelas Addin.


Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi santai. Addin menjelaskan peran bidang ekonomi yang dilakoni Nahdlatul Tujjar, peran pendidikan kebangsaan oleh Nahdlatul Wathan, serta peran riset dan penelitian oleh Tashwirul Afkar. Itulah yang menjadi cikal bakal berdirinya NU.  


Adapun sarjana dan akademisi luar negeri yang hadir antara lain Profesor Greg Barton dari Deakin University Australia, Profesor Robert W Hefner dari Boston University AS, Profesor James B Hoesterey dari Emory University AS, Profesor Amanta tho Seeth dari Humboldt University of Berlin Jerman, Profesor Nelly van Doorn-Harder dari Wake Forest University AS, Profesor Ismail Fajrie Alatas dari New York University, Profesor Timothy Shah dari CSCV, dan Prof Mustafa Zahro dari Mesir.


Seusai diskusi para akademisi dan sarjana dan hadirin makan siang bersama. Lalu mereka melanjutkan kunjungan ke Masjid Istiqlal.