Nasional

Gus Baha Jelaskan Pemahaman yang Bisa Rusak Tauhid tentang Peristiwa Isra Miraj

Sabtu, 25 Januari 2025 | 16:00 WIB

Gus Baha Jelaskan Pemahaman yang Bisa Rusak Tauhid tentang Peristiwa Isra Miraj

Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (Foto: dok. Pesantren Al-Munawwir Krapyak)

Jakarta, NU Online

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengatakan ada hal yang perlu diketahui oleh umat Muslim dalam peristiwa Isra Miraj. Terkhusus dalam bab turunnya perintah shalat.


Umat IsIam, dalam pandangan Gus Baha, tidak boleh salah paham tentang jumlah shalat lima puluh waktu yang kemudian berkurang menjadi lima waktu dalam peristiwa Isra Mi'raj. 


"Jadi kamu tidak boleh punya keyakinan, sebetulnya Allah itu dari awal ngotot ingin membuat shalat lima puluh waktu. Setelah melihat Nabi, menjadi tidak tega, berkurang jadi lima waktu," jelasnya seperti dikutip dari Youtube Santri Gayeng, Sabtu (25/1/2025).


Menurut Gus Baha, pikiran yang mengatakan bahwa Allah mengurangi jumlah shalat setelah ketemu Nabi bisa merusak tauhid atau akidah.


Namun, pemikiran yang benar secara ilmu tauhid, sebetulnya dari awal Allah menghendaki lima puluh waktu dulu, tapi pada hakikatnya, pada praktiknya hanya lima waktu yang akan diberlakukan. 


"Setelah Nabi Muhammad bertemu Allah, kemudian Allah mewajibkan kepada Nabi dan umatnya untuk melakukan shalat lima puluh waktu. Kemudian turun anugerah Allah, maka akhirnya dikurangi hingga tinggal lima waktu yang wajib dikerjakan," kata Gus Baha. 


Gus Baha menegaskan, tidak boleh seseorang beranggapan kalau Allah punya pertimbangan ulang setelah bertemu Nabi Muhammad. Ini sama saja mengatakan bahwa ilmunya Allah sesuatu yang baru. Hal ini tentu tidak boleh dalam ilmu tauhid, karena menyerupai makhluk. 


"Tidak boleh mengatakan Allah mengevaluasi ulang, akhirnya menjadi lima waktu. Keyakinan seperti ini tidak boleh. Karena menunjukkan ilmu Allah sesuatu yang baru. Allah jadi tahu setelah banyak evaluasi," kata ulama asal Rembang ini. 


Keyakinan yang harus dipegang, kata Gus Baha, Allah dengan sifat ilmunya sudah tahu sebelum adanya pertemuan dengan Nabi Muhammad. Allah itu tahu sebelum adanya evaluasi dan tidak butuh evaluasi. 


Jadi, lanjut Gus Baha, sejak awal peristiwa Isra Mi'raj, Allah sudah tahu kejadiannya akan demikian. Seperti peristiwa saran dari Nabi Musa yang meminta Nabi Muhammad kembali menemui Allah, supaya mengurangi waktu shalat.


Allah juga tahu, imbuh Gus Baha, peristiwa Isra Miraj akan dibenarkan oleh Abu Bakar dan setiap orang yang memiliki akal dan pemikiran yang segar, lalu diingkari oleh kafir Quraisy. 


"Peristiwa ini seperti yang telah dikehendaki Allah pada zaman azali dahulu. Namun, meskipun lima waktu, pahalanya tidak berkurang dari shalat lima puluh waktu," jelas Gus Baha.