Rembang, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Musthofa Bisri mengingatkan kepada masyarakat mengenai pentingya untuk tidak berlebihan dalam segala hal.
"Jangan pernah berlebihan dalam segala hal, supaya terhindar dari penyesalan dan kekecewaan yang mendalam," ujar Gus Mus saat memberikan taushiyah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekligus Haul KH Ahmad Thoyfoer dan Ny Hj Muhimmah Thoyfoer di Pesantren Al Hamidiyyah Lasem, Rembang, Rabu, (30/10).
Gus Mus juga memberikan pesan, jika suatu saat ada santri yang menjadi pejabat serta pimpinan maka jangan pernah berlebihan untuk menggeluti karir tersebut.
"Jika itu dilakukan, maka akan dikhawatirkan hilan identitas santrinya dan menjadi lupa diri," tegasnya.
Gus Mus memberikan contoh untuk meniru jejak seperti Kiai Maimoen Zubair, Kiai Thoyfoer, dan Kiai Abdul Hamid. Sekalipun mereka telah menjadi penentu arah kebijakan bangsa dalam hal ini MPR dan DPR, mereka tidak hilang santrinya.
"Ketika pulang ke kampung halaman mereka menjadi santri yang tetap takdhim terhadap kiainya," tuturnya.
"Jangan berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam dunia politik. Hal itu sebagai upaya kita agar tidak lupa diri dengan identitas kita sebenarnya. Jika para santri suatu saat ditakdirkan sebagai pejabat, maka jangan berlebihan untuk menggelutinya," imbuhnya.
Dikatakan, ketika kembali ke kampung halaman, maka ruh santri itu harus muncul kembali (takdhim terhadap kiai). "Contoh saja seperti Kiai Maimoen, Kiai Thoyfoer, dan Kiai Abdul Hamid, dulu beliau-beliau adalah pejabat tapi tidak hilang santrinya," tandas Gus Mus.
HM Luthfi Thomafi mewakili keluarga besar Pesantren Al-Hamidiyyah menyampaikan beberapa pesan di hadapan para santri pondok.
"Saat ini kami masih tetap istiqamah dalam melestarikan ilmu-ilmu pesantren yang telah diwariskan oleh orang tuanya.
"Bahkan kami terus memberikan inovasi dalam yayasan pendidikan avicenna mulai paud, MI, SD IT, SMP, SMK dengan menyertakan ilmu-ilmu pesantren sebagai sendi pembelajaran," kata Gus Luthfi sapaan akrabnya
.
Gus Luthfi juga menambahkan bahwa ilmu pesantren menjadi solusi untuk menangkal gerakan radikalisme.
"Satunya alasan kenapa kami selalu menyertakan ilmu pesantren adalah sebagai upaya menangkal gerakan dan paham radikal ataupun intoleransi," tambahnya.
Turut hadir juga dalam acara tersebut, KH Ubab Maimoen, KH Idror Maimoen, H Arwani Thomafi (DPR RI), Bupati dan Wakil Bupati Rembang beserta jajaranya.
Kontributor: Misbachul Munir
Editor: Abdul Muiz