Ketua Dewan Fatwa Kebangsaan Petanesia Habib Luthfi bin Yahya saat memukul gong tanda dibukanya Muskernas Petanesia. (Foto: NU Online/Abdul Muiz)
Pekalongan, NU Online
Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengatakan, kehadiran organisasi kemasyarakatan (Ormas) Pecinta Tanah Air Indonesia (Petanesia) murni gerakan kebangsaan. Ia semata-mata mendukung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Petanesia ormas gerakan kebangsaan untuk mendukung keutuhan NKRI. Bukan organisasi politik dan jangan sekali-kali terpengaruh urusan politik," tegas Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (Jatman) ini.
Hal itu disampaikan Habib Luthfi yang juga pendiri Petanesia pada pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Petanesia dan Pembukaan Muskernas di Gedung Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (19/8) malam.
Dikatakan, hal yang lebih utama adalah menjadi netral yang mampu mengayomi, menjadi teladan untuk kepentingan umat dan bangsa. "Petanesia hadir untuk gerakan moral yang bisa mengayomi dan menjadi teladan untuk kepentingan umat dan bangsa Indonesia tercinta," ujarnya.
Habib Luthfi yang menjabat Ketua Dewan Fatwa Kebangsaan di DPP Petanesia mengungkapkan, lahirnya Petanesia berawal dari kegelisahan dirinya terhadap kondisi bangsa hari ini dan ke depan. Indonesia memang sudah merdeka 75 tahun silam. Jika diukur dengan perhitungan zaman, Indonesia masih terlalu muda.
"Tantangan Indonesia semakin mencolok. Jembatan emas yang akan digapai masih cukup panjang untuk bisa meraihnya. Antara lain membangun bangsa ini dari segi ekonomi, pertanian, peradaban, budaya, sosial, dan lain-lain," ungkapnya.
Habib Luthfi bin Yahya usai pembukaan Muskernas Petanesia mainkan alat musik iringi lagu 'Cinta Tanah Air' ciptaan sendiri yang dinyanyikan oleh paduan suara. (Foto: Abdul Muiz)
Menurut Habib Luthfi, untuk mencapai semuanya memerlukan waktu dan kecerdasan. Oleh karena itu, Petanesia mendorong bangsa Indonesia agar bisa menggapai jembatan emas, meski membutuhkan proses yang cukup panjang.
"Dalam dunia pewayangan, ada tiga tokoh yang bisa menjadi contoh bagaimana mereka dengan kecerdasannya serta perannya masing-masing bisa membawa negara yang aman, adil, dan makmur. Mereka adalah Kresna, Werkudara, dan Semar," ucapnya.
Ketua panitia pelantikan dan Muskernas Petanesia H Zinal Muhibbin kepada NU Online, Jumat (21/8) menjelaskan, kegiatan pelantikan Pengurus DPP Petanesia diteruskan dengan agenda Muskernas di Agrowisata Pagilaran, Batang (20-21/8).
Ada sekitar 120 peserta pengurus DPP Petanesia yang terdiri dari Anggota Dewan Fatwa Kebangsaan dan jajaran pengurus harian, serta seluruh anggota pengurus di divisi.
"Agenda utamanya adalah merumuskan 3 hal yakni masalah organisasi, program, dan rekomendasi," ungkapnya.
Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Musthofa Asrori