Habib Umar bin Hafidz: Umat Islam Harus Mencintai Saudara Sebangsanya
Senin, 23 September 2019 | 13:20 WIB
Habib Umar bin Hafidz saat hadir di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, Senin (23/9). (Foto: NU Online/Husni Sahal)
Dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia, Habib Umar bin Hafidz hadir dalam forum pertemuan para dai, akademisi dan tokoh nasional dengan tema Sinergi Cinta untuk Membangun Kemaslahatan Umat, Sabtu (21/9) lalu di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Kegiatan tersebut digelar oleh Majelis Hubbul Wathan (MDHW).
Habib Umar bin Hafidz dalam pidatonya yang diterjemahkan oleh Habib Ahmad Salim Jindan menyampaikan bahwa umat Islam harus mencintai saudara sebangsanya, baik Muslim maupun non-Muslim (ahlil ahdi wadz-dzimmi).
Habib Umar menegaskan, kecintaan sesama Muslim harus selalu dijaga. Sesama Muslim tidak boleh menyakiti dan memprovokasi sehingga terjadi konflik yang mengakibatkan kematian atau korban nyawa. Apalagi itu disebabkan oleh justifikasi atau fatwa agama atau pikiran.
"Pemahaman agama yang benar akan menyebabkan sikap yang benar terhadap masyarakat dan negaranya," ungkap Habib Umar lewat keterangan tertulis yang dirilis MDHW kepada NU Online, Senin (23/9).
Selain itu, Habib Umar juga berwasiat agar umat Islam meneladani akhlak Rasulullah saw. Akhlak Rasulullah tetap mulia terhadap musuh-musuh yang berusaha membunuh dan mematikan perjuangan Islam.
“Bahkan Nabi Muhammad saw mendoakan musuh-musuhnya agar mendapatkan petunjuk dari Allah swt,” tegas Habib Umar.
Dalam forum pertemuan tersebut juga hadir Syekh Osama Al-Azhari dari Mesir, Prof Habib Said Aqiel Hussein Al-Munawwar, dan Habib Ahmad bin Salim Jindan yang bertugas mendampingi dan menerjemah. Sementara Rektor UNJ diwakili oleh Dianta Sebayang.
Hadir juga puluhan habaib dari Majelis Al-Muwasholah dan Majelis Dzikir Hubbul Wathon serta sekitar 500 undangan yang terdiri dari tokoh-tokoh nasional, akademisi, para dai dan para ustadz se-Jabodetabek.
Syekh Osama Al-Azhari dari Mesir menyampaikan perlunya gerakan moral untuk mencintai tanah air di manapun umat Islam berada. Hal itu beriringan dengan perbaikan kualitas sumber daya umat Islam.
“Sehingga umat Islam mampu memberikan kontribusi terhadap peradaban manusia,” tutur Syekh Osama Al-Azhari.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon