Halaqah Ulama dan Pesantren Bisnis Expo Bakal Warnai MQK Nasional pada 10 Juli 2023
Rabu, 5 Juli 2023 | 12:00 WIB
Halaqah Ulama dan Pesantren Bisnis Expo Bakal Warnai MQK Nasional 2023 pada 10 Juli . (Foto: Kemenag)
Jakarta, NU Online
Gelaran Musabaqah Qira'atil Kutub Tingkat Nasional (MQKN) Tahun 2023 di Pesantren Sunan Drajat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada 10-18 Juli 2023 bakal diwarnai berbagai agenda penting lainnya. Di antaranya adalah Halaqah Ulama Nasional yang diikuti oleh 300 kiai/nyai nasional pada tanggal 11-13 Juli 2023.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono mengatakan bahwa para ulama yang akan hadir pada halaqah tersebut terdiri dari beberapa unsur, meliputi Pengasuh Pondok Pesantren, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (tingkat wilayah dan cabang), Forum Komunikasi Pendidikan Muadalah (FKPM), Asosiasi Ma’had Aly (AMALI), Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal (ASPENDIF), Forum Komunikasi Pondok Pesantren Salafiyah (FKPPS), hingga Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT).
Halaqah tersebut menurutnya akan menjadi ruang pertemuan para ulama-ulama pesantren untuk mendiskusikan problem tantangan peradaban baru, melalui manhaj dan tradisi keislaman sebagaimana yang selama ini dijaga diamalkan oleh para ulama pesantren.
Selain itu, lanjut Waryono, MQKN Tahun 2023 juga akan diwarnai Pesantren Bisnis Expo yang menjadi ajang pameran bisnis pesantren. Para santri akan menampilkan berbagai produk unggulan pesantren yang memiliki nilai ekonomi, baik berupa komoditas, jasa, fashion, maupun inovasi teknologi.
“Akan ada 100-an booth pesantren hasil binaan Kemenag lewat program inkubasi bisnis pesantren. Yang mana program tersebut merupakan salah satu program prioritas Menteri Agama, yakni Kemandirian Pesantren,” terangnya, Selasa (4/7/2023).
Sementara kegiatan MQKN Tahun 2023 sendiri akan diikuti santri pondok pesantren dan mahasantri Ma’had Aly dari 35 provinsi di Indonesia dengan tema ‘Rekontekstualisasi Turats untuk Peradaban dan Kerukunan Indonesia’. Kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi dan meningkatkan kemampuan santri dalam melakukan kajian dan pendalaman ilmu-ilmu agama Islam yang bersumber dari kitab kuning.
“Ini menjadi bagian dari proses kaderisasi ulama dan tokoh masyarakat di masa depan,” kata Waryono dalam keterangan persnya yang diterima NU Online.
Satu kekhasan pesantren yang tidak dimiliki oleh entitas pendidikan lainnya menurut Waryono adalah tradisi keilmuannya yang kuat berupa pengajaran kitab kuning (turats) yang hingga kini bertahan di pesantren.
“Melalui tradisi kajian kitab kuning, doktrin-doktrin kitab kuning yang bersumber dan merujuk Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber utama, menjadi ruh dan jiwa yang menggerakkan dan mengarahkan kehidupan pesantren,” jelasnya.
MQKN 2023 juga diharapkan mampu melahirkan silaturahmi yang baik antar pesantren seluruh Indonesia untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Adapun jenis lomba MQKN 2023 yang akan diikuti oleh 35 kafilah Provinsi di Indonesia ini antara lain; Musabaqah Qira’atil Kutub, Debat Bahasa Arab dan Inggris, Bahtsul Kutub, Debat Qanun hingga Lalaran Nadham. Lomba ini terbagi ke dalam tiga Marhalah, yaitu Marhalah Ula, Marhalah Wustha, Marhalah Ulya dengan kategori peserta perorangan (putra dan putri).
Editor: Muhammad Faizin