Ibnu Batutah Kontemporer Bisa Lahir dari Buku Diaspora Indonesia
Jumat, 1 November 2019 | 19:30 WIB
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan (Kapus Litbang Penda) Badan Litbang dan Diklat Kemenag, H Amsal Bahtiar kisah para diaspora Indonesia di luar negeri, bisa menjadi semacam Ibnu Batutah kontemporer. Hal itu terjadi ketika kisah dan hasil penelitian tentang para diaspora dituliskan dalam sebuah buku.
"Bayangkan, kira-kira seribu tahun silam, Ibnu Batutah tanpa kendaraan pesawat, hanya dengan onta dan kapal melaukan perjalanan dari Afrika Utara menuju Asia. Kemudian sampai ke Indonesia, memberikan catatan bahwa di Indonesia sudah ada peninggalan seperti kuburan Islam," kata Amsal.
Para peneliti yang kemudian menuliskan tentang kehidupan keagamaan diaspora di lima benua, menjadi buku yang istimewa di era kontemporer. Pasalnya melalui buku tersebut, tersampaikan tulisan dan pikiran yang berbeda-beda dari semua benua.
Datangnya pengalaman dan pemikiran dari kisah-kisah para diaspora, lanjut Amsal, kemudian menjadi khazanah yang berbeda dan melengkapi dalam perkembangan keilmuan di dalam negeri. Misalnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pengayaan khazanah pemikiran terjadi dengan banyaknya para mahasiswa asal Indonesia belajar di berbagai universitas di luar negeri, kemudian mengajar di UIN.
"Sudah kelihatan warnanya di UIN Jakarta terjadi pertukaran pemikiran dari berbagai belahan dunia. Itu merupakan dinamika yang luar biasa," katanya.
Workshop dihadiri penulis, peneliti, editor, reviewer buku. Selain itu turut hadir perwakilan Kantor Agama Kota Batam, serta pimpinan sekolah tinggi keagamaan Islam di Kota Batam dan sekitarnya.
Workshop berlangsung tiga hari sejak Rabu (30/10) di King’s Hotel Kota Batam, Kepulauan Riau.
Editor: Abdullah Alawi