Nasional

Infrastruktur, Tantangan Pengembangan NU di Sulawesi

Sabtu, 11 November 2017 | 09:25 WIB

Infrastruktur, Tantangan Pengembangan NU di Sulawesi

ilustrasi: wikipedia

Manado, NU Online
Pulau Sulawesi terdiri dari enam provinsi. Di ujung selatannya, terdapat Sulawesi Selatan dan paling utara adalah Sulawesi Utara. Empat provinsi lainnya berada di sisi-sisi lain kedua provinsi tersebut. Toh, pulau luas dengan bentuk seperti huruf K tersebut tidak mudah untuk dijangkau, sekalipun antarprovinsi sendiri. 

Penerbangan langsung dari Manado ke Palu (Sulawesi Tengah), Kendari (Sulawesi Tenggara), atau Mamuju (Sulawesi Barat) belum ada. Semuanya harus transit dahulu di Makassar, baru ke Manado. Dalam situasi seperti ini, harga tiket yang mesti dibayarkan bisa lebih mahal daripada penerbangan langsung Jakarta-Manado. Jika melewati jalan darat dari Makassar ke Manado, bisa menghabiskan waktu dua hari tiga malam. Itupun sudah lumayan jika dibandingkan dengan waktu sebelumnya ketika kondisi jalan masih belum begitu baik. 

Ketua PWNU Sulut Syaban Mauludin menjelaskan, untuk komunikasi dengan sesama PWNU di zona Sulawesi, sudah berjalan cukup baik tetapi untuk program terpadu, memang masih mengalami hambatan. “Transportasi darat sudah bisa semua ke seluruh pelosok, tapi untuk penerbangan belum ada yang langsung kecuali dari Makassar dan Gorontalo,” ujarnya. 

Persoalan infrastruktur ini memang harus segera diatasi. Wakil sekjen PBNU H Masduki Baidlawi berpendapat, penerbangan swasta hanya akan membuka jalur baru jika secara ekonomi menguntungkan. Untuk memperlancar tersebut, perlu ada kebijakan subsidi dari pemerintah sampai kemudian bisnis tersebut bisa berjalan dengan normal. Konektifitas yang mudah akan membuat bisnis dan aktivitas lainnya bisa berjalan dengan mudah.

Pendidikan dan Pesantren 

Berbicara soal pendidikan dan pesantren, Syaban Mauludin menjelaskan, di Sulawesi Utara, terdapat sekitar 20 pesantren yang beraliran Ahlusunnah wal Jamaah. Yang kini sedang dikembangkan oleh NU Sulut adalah satuan pendidikan di lingkungan Ma’arif NU, baik di Manado, Sangihe, atau Bitung, dan daerah lainnya. 

“Kita masih terus berupaya sekuat tenaga agar di setiap daerah, kita bukan hanya memiliki unit pendidikan di tingkat dasar dan menengah, tetapi juga pendidikan tinggi. Kita masih melihat peluangnya ke depan, supaya bisa menjadi ikon ke depan,” paparnya. (Mukafi Niam)


Terkait