Jombang, NU Online
Wakil Rektor III Institut Agama Islam Bani Fattah (Iaibafa) Tambakberas, Jombang, Jawa Timur Nur Arifah mengatakan, bulan Muharram merupakan bulan anak yatim. Oleh karena itu, sesuai pesan pendiri Iaibafa KH M Djamaluddin Ahmad agar setiap bulan Muharram tiba memberikan santunan kepada anak yatim.
"Pesan Kiai Djamal, usahakan setiap bulan Suro (Muharram) lakukan santunan anak yatim. Libatkan anak yatim dan fakir miskin dalam agenda kampus seperti menyambut wisuda," katanya kepada NU Online, Selasa (24/9).
Nur Arifah menceritakan keutamaan sedekah kepada anak yatim yang pernah disampaikan Kiai Djamaluddin Ahmad. Dulu ada seorang laki-laki yang hidupnya suka bermaksiat. Pada tanggal 10 Muharram dia bertemu anak yatim yang pakaiannya compang-camping, akhirnya anak yatim itu diberi pakaian. Pada malam harinya ia bermimpi, pada kiamat orang ahli maksiat ini diseret ke neraka oleh malaikat.
Tiba-tiba anak yatim itu menghadang dan berkata, "Hai malaikat, lepaskan orang ini!". Anak yatim itu berkata lagi, "Lepaskanlah karena dia sudah memberi pakaian kepadaku". Lalu ada suara yang menyuruh malaikat itu, "Lepaskanlah karena dia seseorang yang memuliakan anak yatim". Dan pada akhirnya dia tidak jadi masuk neraka.
"Kisah ini kata Kiai Jamal diceritakan dalam kitab Nazaatul Majalis juz 1 halaman 148-149," jelas Nur Arifah.
Dikatakan, setiap tahun pihak kampus rutin melakukan kegiatan santunan. Untuk tahu ini pihaknya menyantuni 56 anak yatim yang ada di Kecamatan Jombang. Mereka dikumpulkan dan diberikan bingkisan sekaligus uang saku dari kampus. Diharapkan bantuan tersebut bisa membuat hati anak yatim ini senang dan bahagia.
"Pihak kampus juga mengajak mahasiswa terlibat dalam acara ini sebagai pembelajaran dan pembiasaan berbuat baik kepada anak yatim. Ini juga bertujuan mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat," tuturnya.
"Kita ajak mahasiswa juga biar mereka peduli, contoh langsung lebih baik daripada seribu nasehat," pungkas Nur Arifah.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Abdul Muiz