Nasional

Ini Kiat Tembus Beasiswa S2 Mancanegara ala Santri Purbalingga

Kamis, 21 Maret 2019 | 12:00 WIB

Ini Kiat Tembus Beasiswa S2 Mancanegara ala Santri Purbalingga

Ika Nur Atikoh dan kawan-kawan santri

Jakarta, NU Online
Santri putri Pesantren Minhajut Tholabah Kembangan, Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah ini masih tak percaya saat dirinya dinyatakan lolos seleksi program beasiswa S2 ke mancanegara dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang dikelola Kementerian Keuangan.

Siapa sosok santri beruntung ini? Ika Nur Atikoh (24 tahun) namanya. “Perasaan saya waktu itu nggak percaya (kalau lolos). Tentu sangat bersyukur yaa,” kata Ika saat dikonfirmasi NU Online dari Jakarta, Rabu (20/3).

Soal kiat sukses menembus beasiswa bergengsi tersebut, Ika mengatakan agar tekun berdoa dan memohon restu orang tua serta terus berusaha dan pantang menyerah. “Karena untuk mendapatkan sesuatu yang lebih juga perlu usaha lebih,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Menurut Ika, LPDP membuka pendaftaran melalui berbagai jalur. Antara lain jalur umum (reguler) dan jalur khusus (afirmasi). “Nah, jalur khusus ini antara lain diperuntukkan bagi teman-teman berprestasi, dari daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) di seluruh penjuru Indonesia,” terangnya.

Dara kelahiran Purbalingga, 13 Juli 1994 ini mengaku, pertama kali mendaftar LPDP pada 2018 melalui jalur reguler. Saat itu ia tidak bisa mendaftar melalui jalur afirmasi lantaran tidak sesuai kriteria. Sayangnya, ia gagal saat wawancara.

“Kemudian ada kabar terbaru bahwa telah dibuka jalur afirmasi santri. Lalu saya mendaftar kembali di awal 2019. Alhamdulillah lolos sampai tahap akhir. Pengumuman 15 Maret kemarin,” ujar gadis penyuka piknik dan menyanyi ini.

Untuk lolos hingga tahap akhir, lanjut Ika, harus melewati sejumlah seleksi. Pertama, seleksi administrasi. Kedua, seleksi berbasis komputer meliputi tes potensi akademik, tes soft kompetensi, dan essay on the spot. “Ketiga, seleksi substansi meliputi verifikasi dokumen, Leaderless Group Discussion, dan wawancara,” paparnya.

Lolos PBSB
Keberuntungan menerima beasiswa sebelumnya Ika raih ketika hendak melanjutkan studi Strata Satu (S1). Saat itu, ia mendaftar Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kemenag RI. Ika memilih Program Studi Kesehatan Masyarakat di FKIK UIN Jakarta. Anak pertama pasangan Taufik dan Usriyah ini menyelesaikan studi S1-nya tepat waktu, yakni empat tahun atau delapan semester.

Dihubungi terpisah, Taufik, sang ayah mengaku sangat bersyukur. Setelah melalui perjuangan panjang dan melewati berbagai rintangan, akhirnya tercapai cita-cita Ika, yakni mendapatkan beasiswa S2 melalui LPDP.

“Harapan saya, Ika bermanfaat ilmunya. Bisa berkontribusi kepada pesantren terutama untuk membangun pola hidup sehat dan ikut andil di lembaga NU untuk berbagi pengalaman yang ia peroleh agar bisa memperkuat NU. Semoga Ika tercapai segala yang dicita-citakan,” harapnya.

Saat ditanya tentang cara menumbuhkan semangat belajar kepada Ika, Taufik selalu membuka pola pikir anak bahwa prestasi itu penting. Dengan prestasi hidup menjadi berkualitas. Hidup itu sebentar, tapi jika hidup dirundung nestapa maka akan terasa panjang dan semakin sengsara.

“Jika anak mengalami kegagalan, maka saya selalu memberikan gambaran bahwa orang bisa sukses itu bukan tanpa halangan atau kegagalan. Karena jarak jauh, saya sering mengirimkan video motivasi untuk memberi dukungan kepada anak saya,” pungkas Taufik. (Musthofa Asrori)


Terkait